Tulungagung (Antaranews Jatim) - Tujuh remaca bersaudara di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur terpaksa menjalani perawatan intensif di RS Bhayangkara Tulungagung akibat keracunan makanan usai buka bersama di sebuah pujasera kota setempat, Selasa (29/5).
"Pasien masuk rumah sakit sekitar pukul 21.30 WIB dan langsung dilakukan pertolongan pertama di instalasi gawat darurat (IGD)," kata Humas RS Bhayangkara Andri Dianasari di Tulungagung, Rabu.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Menurut Andri, kondisi pasien berangsur membaik namun harus dibantu infus untuk memulihkan kondisi tubuh yang menurun drastis gara-gara kehabisan cairan.
"Beruntung mereka segera dibawa ke rumah sakit sehingga segera mendapat pertolongan medis," ujarnya.
Menurut keterangan beberapa korban, mereka mengalami keracunan usai makan-makan dalam angka buka bersama di pujasera jalan Soekarno Hatta, Kota Tulungagung.
"Kami makan ayam bakar, es teh serat milk shake. Awalnya tidak apa-apa, tapi saat pulang mulai terasa mual," ujar Yessy Renata, salah satu korban.
Beberapa korban mengaku baru merasakan gejala keracunan sekitar 1-2 jam usai bukber.
Ada yang mengalami mual dan muntah setiba di rumah, sebagian lagi masih di jalan dan rumah temannya.
"Saya sempat muntah saat di rumah teman. Lalu saya putuskan untuk pulang karena tidak nyaman. Tapi di rumah mualnya kian parah, badan lemas," tutur Vernanda, korban keracunan lain.
Gadis kelas IX SMP yang barusan lulus itu sempat menangis. Ayahnya, Supardi yang panik lalu membawanya ke klinik kesehatan terdekat rumahnya.
Namun karena penanganan tidak maksimal, Supardi kemudian melarikan putrinya ke RS Bhayangkara, bergabung dengan saudara-saudara nya yang telah lebih dulu masuk rumah sakit.
Yessy, Vernanda maupun yang lain mengaku memang ada yang aneh saat makan bukber di pujasera yang berlokasi di dekat GOR Lembupeteng itu.
"Kalau ayamnya sepertinya tidak apa-apa. Cuma yang aneh di sambel "ijo"-nya, rasanya seperti tengik," ujar Yessy.
Belum ada konfirmasi resmi penyebab keracunan masal tersebut. Dokter Dwi Ahmad Affandi yang menangani kasus tersebut mengatakan sampel muntahan ketujuh pasien telah diambil dan langsung diserahkan ke Dinkes serta kepolisian untuk dilakukan uji laboratorium," kata dr Dwi Affandi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Pasien masuk rumah sakit sekitar pukul 21.30 WIB dan langsung dilakukan pertolongan pertama di instalasi gawat darurat (IGD)," kata Humas RS Bhayangkara Andri Dianasari di Tulungagung, Rabu.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Menurut Andri, kondisi pasien berangsur membaik namun harus dibantu infus untuk memulihkan kondisi tubuh yang menurun drastis gara-gara kehabisan cairan.
"Beruntung mereka segera dibawa ke rumah sakit sehingga segera mendapat pertolongan medis," ujarnya.
Menurut keterangan beberapa korban, mereka mengalami keracunan usai makan-makan dalam angka buka bersama di pujasera jalan Soekarno Hatta, Kota Tulungagung.
"Kami makan ayam bakar, es teh serat milk shake. Awalnya tidak apa-apa, tapi saat pulang mulai terasa mual," ujar Yessy Renata, salah satu korban.
Beberapa korban mengaku baru merasakan gejala keracunan sekitar 1-2 jam usai bukber.
Ada yang mengalami mual dan muntah setiba di rumah, sebagian lagi masih di jalan dan rumah temannya.
"Saya sempat muntah saat di rumah teman. Lalu saya putuskan untuk pulang karena tidak nyaman. Tapi di rumah mualnya kian parah, badan lemas," tutur Vernanda, korban keracunan lain.
Gadis kelas IX SMP yang barusan lulus itu sempat menangis. Ayahnya, Supardi yang panik lalu membawanya ke klinik kesehatan terdekat rumahnya.
Namun karena penanganan tidak maksimal, Supardi kemudian melarikan putrinya ke RS Bhayangkara, bergabung dengan saudara-saudara nya yang telah lebih dulu masuk rumah sakit.
Yessy, Vernanda maupun yang lain mengaku memang ada yang aneh saat makan bukber di pujasera yang berlokasi di dekat GOR Lembupeteng itu.
"Kalau ayamnya sepertinya tidak apa-apa. Cuma yang aneh di sambel "ijo"-nya, rasanya seperti tengik," ujar Yessy.
Belum ada konfirmasi resmi penyebab keracunan masal tersebut. Dokter Dwi Ahmad Affandi yang menangani kasus tersebut mengatakan sampel muntahan ketujuh pasien telah diambil dan langsung diserahkan ke Dinkes serta kepolisian untuk dilakukan uji laboratorium," kata dr Dwi Affandi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018