Sleman (Antara) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menyebutkan pascakenaikan status menjadi waspada pada Senin (21/5),  Gunung Merapi  mengalami erupsi freatik pada Selasa sekitar pukul 01.47 WIB.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan erupsi freatik susulan tersebut dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat durasi tiga menit.

"Erupsi susulan tersebut juga disertai dengan suara gemuruh yang cukup keras," katanya.

Guna mencegah hal yang tidak diinginkan, BPPTKG mengeluarkan lima rekomendasi bagi masyarakat kawasan lereng Gunung Merapi.

"Rekomendasi tersebut meliputi kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana," katanya.

Kemudian radius tiga kilometer dari puncak Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. Masyarakat yang tinggal di kawasan rawan III meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi.

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segara ditinjau kembali," katanya.

Ia mengatakan masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.


Ronda Malam

Masyarakat di desa terakhir lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengaktifkan ronda malam setelah pihak berwenang meningkatkan status aktivitas vulkanik gunung berapi itu dari normal menjadi waspada.

"Sampai Selasa dini ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata seorang pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Sibang di Magelang, Selasa dini hari.

 Beberapa saat menjelang pukul 02.00 WIB, mereka yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh disusul semburan material dari puncak Gunung Merapi itu. Jarak Dusun Gemer dengan puncak Gunung Merapi sekitar tujuh kilometer.

Ia mengatakan puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun setempat meskipun tertutup kabut tipis.

Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Kabupaten Magelang Ahmad Muslim telah mendapat informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bahwa pada Selasa, pukul 01.47 WIB terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.

"Benar, kami telah mendapat informasi dan telah diteruskan kepada warga kami di sini," katanya. Desa Srumbung salah satu desa di kawasan barat puncak Gunung Merapi.

Masyarakat setempat, kata Muslim yang juga perangkat Desa Srumbung itu, juga berjaga atau mengaktifkan ronda malam setelah Gunung Merapi naik menjadi waspada.

Gunung Merapi yang kawasannya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi. Letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sejak dini hingga sore hari.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level normal menjadi waspada mulai Senin (21/5) pukul 23.00 WIB
Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV), secara berturut-turut meliputi, normal, waspada, siaga, dan awas.

Gunung Merapi menghadapi fase letusan hebat pada 2010 disusul dengan banjir lahar hujan secara intensif hingga 2011 melewati berbagai sungai dan menerjang sejumlah desa di kawasan itu. (*)

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018