Surabaya (Antaranews Jatim) - Istri korban ledakan bom Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya almarhum Aloysius Bayu Rendra, Monic Dewi Andini mengaku sudah memaafkan pelaku teror bom yang telahs menewaskan suaminya.

"Saya dan keluarga sudah memafkan dan tidak ada terbesit sedikitpun untuk marah ataupun dendam," kata Monic Dewi Andini usai menerima penghargaan dari Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-110 di Taman Surya, Kota Surabaya, Senin. 

Menurut dia, pihaknya sudah bisa menerima keadaan tersebut dan berdoa kepada pelaku dan seluruh korban supaya mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan.

Tragedi ini, lanjut dia, sebagai spirit baru bagi dirinya dan keluarga yang ditinggalkan dan terus berjuang untuk meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh almarhum Bayu. 

"Bersatu kembali dan tidak perlu lama bersedih. Mari bersama-sama bangkit untuk memajukan Kota Surabaya dan Indonesia," kata ibu dua anak yang tinggal di Jalan Gubeng Kertajaya I Nomor 15A Surabaya ini.  

Sosok Bayu menjadi perbincangan setelah  dia disebut melakukan aksi heroik, menghadang motor pelaku pengeboman di depan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Nomor 1, Gubeng, Surabaya pada Minggu (13/5). 

Atas tindakannya yang menghentikan sepeda motor yang dikendarai pelaku pengeboman Yusuf Fadhil (18) yang membonceng adik kandungnya Firman Hakim (16) sambil memangku bom rakitan, Bayu mampu menyelamatkan sekitar 500 jemaat Gereja SMTB yang sedang mengikuti akhir dari misa atau kebaktian rutin.

Bayu berhasil membuat laju motor Yusuf Fadhil terhenti dan langsung meledak di halaman gereja. Seketika itu pula, tubuh Bayu yang tinggi itu hancur bersama kedua pengendara dan pembonceng motor yang menabraknya. 

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan pemberian penghargaan berupa bantuan sosial dan piagam kepada sejumlah warga yang memiliki semangat untuk berjuang dalam upaya pencegahan aksi terorisme.

"Jadi, ada 41 penghargaan yang kami berikan kepada mereka yang nyata-nyata berjuang sehingga terjadi pencegahan," kata Risma.

Adapun penghargaan tersebut diberikan kepada para korban meninggal maupun yang saat ini masih dalam proses perawatan di rumah sakit.

Selain itu juga diberikan kepada anggota kepolisian, pihak rumah sakit, universitas dan tim psikolog yang sudah melakukan keberanian, pengorbanan dan dedikasi dalam mengamankan tempat ibadah serta menjaga ketertiban Kota Surabaya. (*)

 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018