Malang (Antaranews Jatim) - Pjs Wali Kota Malang Wahid Wahyudi menyatakan seluruh elemen masyarakat wajib ikut serta dalam memberangus dan menghancurkan paham radikal di seluruh Tanah Air, tidak terkecuali di Kota Malang, Jawa Timur.

"Paham radikal menjadi musuh seluruh masyarakat Indonesia, tak terkecuali warga Kota Malang. Oleh karena itu seluruh elemen harus terlibat dalam upaya menghancurkan paham radikal tersebut," kata Wahid Wahyudi usai apel siaga dan deklarasi bersama pemuda, tokoh masyarakat, tokoh agama, santri, TNI, dan Polri di halaman Balai Kota Malang, Minggu sore.

Ia meminta semua gerakan yang mencurigakan wajib dilaporkan kepada pihak berwajib. Sekecil apa pun itu, masyarakat diharapkan mau menyampaikan, sehingga gerakan pencegahan dapat dilakukan.

Menurut Wahid, tindakan teror yang dilakukan di Surabaya, Sidoarjo, dan Riau belum lama ini merupakan tindakan keji dan sangat tidak dibenarkan. Sebagai bangsa yang terdiri dari beragam suku, ras, dan agama, maka saling menghormati adalah kunci utama yang harus dipegang.

Malang sebagai kota wisata dan kota pendidikan, katanya, selama ini menjadi miniatur Indonesia. Penduduknya juga berasal dari Sabang hingga Merauke. Namun, selama ini Malang menjadi kota yang damai dan tenteram karena tak ada kelompok yang mengganggu dan mengusik.

"Dengan semangat dan salam satu jiwa, Malang selalu utuh dan damai. Pahak radikal harus dihancurkan," tegasnya.

Sementara itu, Dandim 0883/Kota Malang Letkol Inf Nurul Yakin mengatakan TNI dan Polri akan bersatu memberantas semua tindak radikalisme. Oleh karena itu, masyarakat diminta turut aktif memberi laporan sekecil apa pun.

"Jika ada yang mencurigakan, segera laporkan. Kami berjanji melakukan tindakan sekecil apa pun itu. Selama ini Kota Malang merupakan kota yang sangat kondusif. Sehingga, kegiatan radikalisme akan diperangi hingga akarnya," kata Dandim.

Sementara itu, apel siaga yang diikuti berbagai elemen masyarakat tersebut merupakan rangkaian memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang digelar di halaman Balai Kota Malang.

Sejumlah elemen yang turut serta dalam apel siaga itu, selain dari unsur pemerintahan dan TNI-Polri, di antaranya PCNU, GP Ansor, Banser, KNPI, Kelompok Cipayung, Kelompok Lintas Agama, serta elemen lain.

"Apel ini sebagai bentuk kesiapan kami para pemuda, santri, Banser, dan seluruh elemen masyarakat bersama TNI-Polri untuk bersama-sama siaga menjaga Kota Malang tetap kondusif," ujar H Junaidi, Ketua GP Ansor Kota Malang.

Junaidi menegaskan apel ini sekaligus bentuk komitmen para pemuda, santri, dan Banser untuk menjaga Kota Malang tetap kondusif dari banyak sisi. Ancaman yang ingin diperangi yakni radikalisme, terorisme, ujaran kebencian, hoaks, dan segala upaya untuk memecah belah umat, umara, dan aparat keamanan.

Sementara Komandan Satkorcab Banser Kota Malang Sarbini mengatakan sebagai brigade benteng ulama, Banser siap bersama aparat penegak hukum di Kota Malang untuk menjaga keamanan bumi Arema. "Bersama TNI dan Polri, Banser siap menghadapi siapapun yang membawa paham radikalisme dan terorisme masuk ke Kota Malang. Jangan sampai paham perusak bangsa itu masuk ke Bumi Arema," ujarnya.

Dalam apel siaga tersebut, seluruh elemen mendeklarasikan turut berbelasungkawa atas jatuhnya korban tindakan terorisme di Mako Brimob Kelapa 2 Depok Jawa Barat, Surabaya dan Polda Riau, mengutuk keras segala bentuk tindakan terorisme, menolak berkembangnya faham Radikal khususnya di kota Malang.

Selain itu, siap mendukung TNI/Polri dalam penanggulangan radikalisme dan pencegahan terorisme, khususnya di kota Malang, siap melaksanakan Pilkada Wali kota dan Gubenrur dengan aman dan damai, serta siap mempertahankan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018