Ngawi (Antaranews Jatim) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya melakukan uji cepat terhadap sejumlah makanan dan minuman takjil yang banyak dijual pedagang dadakan di kawasan Alun-Alun Kabupaten Ngawi.

Petugas BPOM Surabaya, Budi Sulistyowati, di Ngawi, Jumat mengatakan uji cepat yang dilakukannya tersebut bertujuan untuk mengetahui, apakah makanan dan minuman takjil yahg dijual di Ngawi mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.

"Kami datang langsung ke sentra pangan kecil untuk menguji apakah makanan takjil yang dijual di Kabupaten Ngawi masih menggunakan bahan berbahaya atau tidak," ujar Budi Sulistyowati kepada wartawan.

Menurut dia, penggunaan bahan berbahaya seperti boraks, formalin, dan rodhamin-B pewarna pakaian, masih marak disalahgunakan dalam makanan di tengah tingginya permintaan pangan saat Ramadhan dan Lebaran oleh orang tidak bertanggungjawab untuk mendapat keuntungan.

"Masih banyak bahan berbahaya yang disalahgunakan dengan ditambahkan ke dalam makanan. Terlebih saat tingkat konsumsi sedang tinggi seperti pada momentum puasa dan lebaran," kata dia.

Untuk itu, pihaknya mengambil 40 sampel dari sejumlah makanan dan minuman takjil yang dijual oleh pedagang dadakan saat bulan Ramadhan .

"Dari 40 sampel makanan dan minuman takjil yang kami ambil hari ini di Ngawi, semuanya bebas dari bahan berbahaya sehingga aman untuk dikonsumsi," kata Budi.

Salah satu penjual takjil, Santi mengaku tidak berani menggunakan bahan pengawet dan pewarna bahaya pada makanan yang dijualnya. Hal itu karena selain untuk dijual, makanan tersebut juga dikonsumsi sendiri.

"Tidak pernah pakai pengawet dan pewarna berbahaya. Soalnya kalau dagangan tidak habis, ya dimakan sendiri. Alhamdulillah saat puasa ini selalu laris," kata Santi.

Sementara, dalam melakukan uji secara cepat tersebut, BPOM Surabaya menggunakan mobil layanan laboratorium keliling. Satu per satu sampel makanan yang diambil kemudian diuji secara cepat dengan peralatan laboratorium yang dibawa dalam mobil tersebut.

Pihak BPOM mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Hal itu agar terhindar dari risiko yang membahayakan kesehatan. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018