Surabaya (Antaranews Jatim) - Presidium Persatuan Nasional Mahasiswa (Pena 98) Jawa Timur meminta aparat kepolisian dan TNI bertindak tegas terhadap kelompok radikal yang ada di Tanah Air.

"Harus ada tindakan tegas agar timbul efek jera dan kelompok radikal berpikir ulang sebelum beraksi," ujar salah seorang Presidium Pena 98 Jatim, Katno, di sela pameran foto refleksi 20 tahun Gerakan Reformasi di Unitomo Surabaya, Senin.

Menurut dia, tindakan yang dilakukan kelompok radikal dengan melakukan tindakan terorisme di beberapa kota di Indonesia sudah melewati batas kemanusian.

Tegas yang dimaksud, kata dia, yakni melakukan pencarian di beberapa tempat dan mengamankan para simpatisan kelompok radikal sehingga aparat mudah mendeteksi tempat berkumpul dan personal yang tergabung dalam kelompok tersebut.

"Seruan ini merupakan tanggung jawab Pena 98 sebagai pelopor gerakan Reformasi," ucapnya.

Selain itu, dalam rangkaian 20 refleksi Gerakan Reformasi tersebut, Presidium Pena 98 yang beranggotakan Raylis Sumitra, Syafie Nawari dan Indra Agus berharap masyarakat tenang dan waspada.

"Meningkatkan kewaspadaan di lingkungan sendiri dan segera berkoordinasi dengan aparat apabila menemukan kegiatan yang mencurigakan," ujarnya.

Di Surabaya dan Sidoarjo, terdapat lima ledakan beruntun terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, yakni pada Minggu (13/5) bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, kemudian GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.

Kemudian, Minggu malam sekitar pukul 20.00 WIB bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo, serta pada hari ini bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.

Bahkan, beberapa hari lalu juga terjadi aksi terorisme di Rutan Mako Brimob yang mengakibatkan lima anggota Brimob meninggal dunia. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018