Pamekasan (Antaranews Jatim) - Sebagian korban keracunan massal di Pamekasan, Jawa Timur yang sebelumnya dirawat RSUD Waru, kini dirujuk ke RSUD Dr Slamet Martodirjo, Pamekasan, karena peralatan di rumah sakit itu terbatas.

"Korban keracunan yang dirujuk ke RSUD Pamekasan karena ada penyakit lain yang menyertainya, sedangkan disini peralatannya terbatas," ujar Kepala RSUD Waru Pamekasan dr Hendardo, Senin.

Jumlah warga keracunan di RS Waru sebelumnya tercatat sebanyak 250 orang dan mereka merupakan warga sekitar yang makan nasi bungkus di acara pengajian di salah satu lembaga pendidikan Islam di Desa Ponjanan Timur, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.

Selain karena peralatan, daya tampung pasien di rumah sakit itu juga tidak memadai, bahkan banyak pasien yang terpaksa dirawat di lorong-lorong rumah sakit itu.

Jumlah total pasien korban keracunan sebanyak 250 orang ini belum termasuk yang dirawat di sejumlah puskesmas di wilayah utara Pamekasan, seperti Puskesmas Waru, Pasean dan Puskesmas Batumarmar, Pamekasan.

Hasil diagnosis yang dilakukan tim dokter di rumah sakit itu menyebutkan, telah ditemukan dua faktor terkait kasus keracunan massal yang terjadi Sabtu (125) itu. Di antaranya intoleransi makanan dan intoksikasi makanan.

"Tapi kami masih memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan mengirim sampel muntahan pasien ke RSUD Pamekasan, karena disini alatnya tidak lengkap," ujar Hendarto.

Ia menjelaskan, pasien yang datang RSUD Waru kejang-kejang, mual dan muntah bahkan ada yang pingsan.

"Tapi setelah diberi penanganan medis, sebagian kondisi pasien sudah membaik dan tidak ada lagi yang mengalami kejang-kejang," katanya.

Sementara itu, jumlah total warga yang mengalami keracunan keracunan makanan yang menjalani perawatan di RSUD Waru, Puskesmas Waru, Pasean dan Puskesmas Batumarmar sebanyak 318 orang, termasuk yang telah dirujuk ke RSUD Pamekasan.

Dari jumlah itu, delapan diantaranya sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter karena kondisinya sudah membaik. (*)

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018