Boyolali (Antaranews jatim) - Sekitar 160 pendaki turun dari puncak terkait dengan erupsi "freatik" mencapai 5.500 meter di atas puncak Gunung Merapi yang terletak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut Samsusi salah satu anggota tim SAR Barameru Desa Lencoh Selo Boyolali, sekitar 160 pendaki yang terdaftar sedang melakukan pendakian ke puncak melalui Desa Lencoh Boyolali saat kejadian Gunung Merapi tersebut.
"Ada sekitar 50 pendaki berada di Pasar Bubrah atau puncak sebelah utara, dan kini mereka turun dari tempat itu," kata Samsuri.
Bahkan, tim SAR Barameru Lencoh dan sukarelawan juga sedang berjalan ke atas untuk melakukan penjemputan para pendaki Merapi.
"Tim SAR dan sukarelawan kini posisi di Pos 2 untuk mengecek para pendakit itu," kata Samsuri.
Namun, pihaknya belum menerima adanya laporan pendaki yang terluka dari teman-teman SAR di atas.
Tumar warga Jrakah Selo Boyolali membenarkan kejadian Gunung Merapi tersebut sekitar pukul 07.45 WIB.
Asap besar terlihat membumbung tinggi ke angkasa. Namun, warga tetap sekitar tenang di kampungnya lereng Merapi.
"Merapi sedang batuk tetapi warga tetap tenang," kata Tumar.
Menurut Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinung, letusan Gunung Merapi, Jumat pagi, merupakan letusan "freatik".
Dari analisis sementara yang diterima, ada air di kawah yang turun ke magma dan menyebabkan uap air menyembul ke atas. Akan tetapi, hal ini masih analisis sementara.
Berdasar pantauannya di tiga desa di Selo Boyolali, yakni Klakah, Jrakah, dan Tlogolele yang radius kurang dari 5 km dari puncak Merapi, aktivitas masyarakat berjalan seperti biasanya.
"Warga yang sedang di ladang sempat panik berlarian ke rumah. Namun, warga tenang kembali karena kondisi Merapi tetap kondusif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Menurut Samsusi salah satu anggota tim SAR Barameru Desa Lencoh Selo Boyolali, sekitar 160 pendaki yang terdaftar sedang melakukan pendakian ke puncak melalui Desa Lencoh Boyolali saat kejadian Gunung Merapi tersebut.
"Ada sekitar 50 pendaki berada di Pasar Bubrah atau puncak sebelah utara, dan kini mereka turun dari tempat itu," kata Samsuri.
Bahkan, tim SAR Barameru Lencoh dan sukarelawan juga sedang berjalan ke atas untuk melakukan penjemputan para pendaki Merapi.
"Tim SAR dan sukarelawan kini posisi di Pos 2 untuk mengecek para pendakit itu," kata Samsuri.
Namun, pihaknya belum menerima adanya laporan pendaki yang terluka dari teman-teman SAR di atas.
Tumar warga Jrakah Selo Boyolali membenarkan kejadian Gunung Merapi tersebut sekitar pukul 07.45 WIB.
Asap besar terlihat membumbung tinggi ke angkasa. Namun, warga tetap sekitar tenang di kampungnya lereng Merapi.
"Merapi sedang batuk tetapi warga tetap tenang," kata Tumar.
Menurut Kepala BPBD Boyolali Bambang Sinung, letusan Gunung Merapi, Jumat pagi, merupakan letusan "freatik".
Dari analisis sementara yang diterima, ada air di kawah yang turun ke magma dan menyebabkan uap air menyembul ke atas. Akan tetapi, hal ini masih analisis sementara.
Berdasar pantauannya di tiga desa di Selo Boyolali, yakni Klakah, Jrakah, dan Tlogolele yang radius kurang dari 5 km dari puncak Merapi, aktivitas masyarakat berjalan seperti biasanya.
"Warga yang sedang di ladang sempat panik berlarian ke rumah. Namun, warga tenang kembali karena kondisi Merapi tetap kondusif," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018