Tulungagung (Antaranews Jatim) - Ryan Andree, seorang pemuda penggiat musik di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur nekat memproduseri pembuatan lagu anak berkarakter dengan biaya mandiri demi menambah referensi lagu-lagu bergenre anak Indonesia yang memiliki muatan hiburan sekaligus edukasi.

Kepada Antara, Selasa, pria kelahiran 30 April 1978 yang memiliki nama asli Rahadiyan Andri ini bertutur mengenai latar belakang dan lika-liku perjuangannya dalam menggagas pembuatan album lagu anak dengan sentuhan aransemen sederhana namun berkualitas.

"Kami sengaja membuat lagu anak dengan konten-konten ringan yang mudah diterima, mudah diingat dan dihafal tapi juga mendidik," kata Ryan.

Ia menyebut ide membuat album anak diawali rasa mirisnya terhadap kondisi blantika musik tanah air yang minim lagu untuk anak.

Lagu yang berkembang dan populer justru lagu dewasa, dangdut koplo, dan tragisnya itu banyak dikonsumsi oleh anak-anak kecil usia TK dan SD.

"Awalnya saya ditegur guru anak saya yang saat itu baru lulusan bangku TK. Sebabnya saat fashion lagu pengiringnya (backsound) memakai lagu remix koplo yang notabene lagu orang dewasa," tutur Ryan mulai bercerita.

Dari situlah Ryan lalu terinspirasi merintis lagu anak.

Fakta bahwa stok lagu anak saat ini minim telah membuat bapak dua anak ini mengaku miris.

Ryan sendiri bukan sosok yang asing dengan dunia musik.

Darah musisi sudah turun dari Sang Ayah dan ibu yang aktif dalam paduan suara di gereja. Ryan muda beberapa kali membentuk band musik, sampai akhirnya ia membangun label musik yang diproduserinya sendiri, Mozaik Music Indonesia (MMI).

Label ini pula yang kemudian digunakan Ryan untuk membuat album lagu anak dengan menggandeng pencipta lagu anak asal daerahnya, Tulungagung.

Sebut saja nama Suwartono yang pernah berprestasi dalam lomba karya cipta lagu anak tingkat nasional. Lalu Riyanto, seorang guru TK yang juga pernah menyabet penghargaan karya cipta lagu anak terbaik tingkat I Jawa Timur.

Alhasil, setelah konsep album lagu dirumuskan bersama komposer tersebut, sekitar awal 2016 Ryan dkk menggandeng anak "talent" yang sebagai penyanyi lagu anak tersebut dan siberi nama "TIBOTA" Tiga Bocah Tulungagung.

"Ketiga anak ini kami buatkan satu mini album dengan komposisi 11 lagu anak Karya Suwartono di bawah polesan Meyde Arranger," tutur Ryan.

Usaha pertama membuat album lagu anak oleh Ryan ini cukup sukses. Setidaknya di level lokal Tulungagung yang ditandai tingginya animo masyarakat dan dunia pendidikan. Melalui forum ikatan guru TK (IGTK) album TIBOTA yang berisikan 11 lagu-lagu anak yang sarat edukatif disebarluaskan.

Namun hal itu tak membuat Ryan puas. Ia masih penasaran untuk membuat album lagu anak yang bisa dikonsumsi secara nasional, tidak hanya terkotak di level lokal Tulungagung.

Lalu digagaslah pembuatan album kedua yang diberi judul Bocah Ceria.

"Setelah sukses di album pertama kami melanjutkan program lagu anak yang bertema dan berkarakter di awal tahun 2017 dengan menggandeng enam bocah lucu yang berpotensi bakatnya, yaitu Nyonyo, si kembar Aliya dan Aila, Nadin, Arin serta Abin. Kami beri nama Album "Bocah Ceria" dengan beban project 11 lagu anak yang berdurasi maksimal sekitar dua menit," papar Ryan.

Ryan mengatakan, album kedua MMI production "Bocah Ceria" memiliki komposisi yang sama yaitu 11 lagu anak karya Riyanto Dan sentuhan warna musik oleh Meyde Arranger.

Hasil rekaman dua album lagu anak itu nantinya akan dijadikan satu paket album 22 lagu anak-anak oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tulungagung.

"Lagu anak yang bertema Dan berkarakter yang dipersembahkan oleh MMI production ini memang harus berciri khas vokal anak dengan karakternya masing-masing anak yang sesuai dengan konsep skenario video klipnya," katanya.

Ryan berharap semoga karya MMI production ini bisa betul-betul berguna dan bermanfaat di dunia pendidikan TK maupun SD. Baik di daerahnya, Tulungagung maupun dalam cakupan lebih luas untuk anak-anak Indonesia. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018