Gresik (Antaranews Jatim) - PETRONAS (Petroliam Nasional Berhad) selaku perusahaan migas asal Malaysia berinvestasi di sektor hulu migas di Indonesia terus menggenjot produksi minyak bumi di wilayah kerja Ketapang Madura sampai dengan 20 ribu barel perhari (BPH) dari produksi yang ada saat ini sebesar 17 ribu barel perhari.

Senior Manager Corporate Affairs & Administration PC Muriah, Andiono Setiawan, Selasa mengatakan, saat ini kinerja PETRONAS di Lapangan minyak dan gas (migas) Bukit Tua wilayah kerja Ketapang yang berada di Pantai Utara Pulau Madura Jawa Timur cukup menjanjikan ketika sejak Mei 2015 berhasil mengalirkan minyak bumi.

"Untuk saat ini, PETRONAS berharap produksi minyak dapat digenjot hingga hasil optimum 20 ribu bph sedangkan produksi gas sekitar 37 mmsfd atau 46 MMBTU," katanya.

Menurut Andiono, gas yang diproduksikan dari Lapangan Bukit Tua akan dialirkan ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk mendukung penyediaan listrik di Wilayah Jawa Timur (Jatim) melalui Petrogas Jatim Utama (PJU). PJU adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim.

"Wilayah kerja Ketapang resmi ditandatangani sebagai kontrak PSC (Production Sharing Contract) dengan Pemerintah Republik Indonesia melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pada 11 Juni 1998," ujarnya.

Ia menjelaskan, setidaknya ada lima struktur atau sumur (well) telah dibor di wilayah kerja ini yaitu Bukit Tua Selatan, Jenggolo, Bukit Panjang, Payang, dan Teram.

"Untuk mengalirkan produksi gas, kami membangun pipa dasar laut sepanjang 110 kilometer dari fasilitas penerimaan darat atau Onshore Receiving Facilities (ORF)," ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya juga menggunakan unit FPSO (floating production storage and offloading) yaitu unit terapung yang digunakan untuk mengambil minyak di lautan sekaligus memprosesnya menjadi minyak jadi dan langsung dialirkan ke Pertamina.

Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (Kontraktor KKS), lanjut dia, pihaknya juga taat dengan aturan Tanggung Jawab Sosial (TJS) perusahaan dengan menggandeng Universitas Trunojoyo Madura (UTM) untuk mengidentifikasi peta sosial komunitas di tiga kabupaten yang menjadi tempat beroperasinya di wilayah kerja Ketapang yaitu Kabupaten Gresik, Bangkalan dan Sampang.

"Program TJS yang disasar mencapai 13 kecamatan dengan 29 desa dan diperoleh data bahwa banyak pengangguran yang tidak memiliki keterampilan, putus sekolah, akses kesehatan yang minim, tidak ada akses air bersih, banjir saat musim hujan, dan dukungan nelayan yang minim," ucapnya.

Dengan kondisi seperti itu, kata dia, pihaknya merancang program yang berkelanjutan melalui program pelatihan kewirausahaan bagi anak muda yang disebut Program Ksatria sejak 2015.

"Program ini juga diiringi dengan program Srikandi dalam bentuk pelatihan pemberdayaan perempuan melalui wirausaha pada tahun ini. Sementara program operasional TJS sejak 2014 adalah memberikan layanan kesehatan melalui Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)," ujarnya.(*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018