Situbondo (Antaranews Jatim) - Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (DJPB KKP) Slamet Soebjakto mengemukakan ekspor ikan kerapu ke Hong Kong dan China berkurang atau menurun sejak dua tahun terakhir.

"Ekspor ikan kerapu ke Hong Kong dan China memang sedikit mengalami keterlambatan (menurun), karena memang dari permintaan dua negara itu yang memang menurun," katanya saat kunjungan kerja ke Balai Perikanan Budi Daya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur, Kamis.

Ia menjelaskan berkurangnya ekspor ke negara China dan Hong Kong tersebut dikarenakan di negara itu dalam kondisi masih membatasi mengonsumsi ikan laut yang mahal.

Ditanya apakah berkurangnya ekspor kerapu dikarenakan adanya pembatasan masuknya kapal angkut ikan kerapu Hong Kong ke Indonesia, dia menyampaikan justru saat ini kapal Hong Kong diberi keleluasaan masuk ke Indonesia.

Menurutnya, sebelumnya kapal angkut ikan kerapu Hong Kong hanya bisa beberapa kali masuk ke Indonesia, namun tahun ini bahkan bisa mencapai 12 kali singgah di empat titik atau sesuai izin yang ajukan.

"Sekali lagi saya sampaikan bahwa perlambatan ekspor kerapu ke Hong Kong dan China bukan karena adanya pembatasan masuknya kapal angkut kerapu ke Indonesia, akan tetapi karena kondisi pembelian ikan dua negara itu ada pengurangan dan ini terjadi sejak dua tahun lalu," ucapnya.

Ia menambahkan untuk ikan kerapu lokal cenderung ada kenaikan dan relatif serta juga tidak fluktuatif karena permintaan lokal semakin meningkat.

"Kami sangat ingin dan mendorong perusahaan-perusahaan perkapalan Indonesia agar lebih bisa lebih bangkit dan harapan kami bisa ekspor sendiri," katanya. (*)
Video Oleh Novi Husdinariyanto

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018