Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan terus memperbanyak hutan kota di semua wilayah di Kota Pahlawan dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan.

"Khusus di wilayah Surabaya barat, sudah banyak hutan kota karena daeranya lebih tinggi dan memang untuk menyerap air," kata Tri Rismaharini di Surabaya, Minggu.

Menurut dia, di Surabaya barat saat ini sudah ada tiga lokasi hutan kota yakni Balasklumprik, Kebraon dan Waru Gunung. Khusus untuk di Kebraon, lanjut dia, Pemkot Surabaya berencana membangun hutan kota obat-obatan yang akan ditanami daun kelor, bambu dan beberapa tanaman obat lainnya.

"Lokasinya, nanti yang hutan kota obat-obatan di Kebraon, karena itu aset pemkot yang berhasil diamankan oleh pihak kejaksaan," katanya.

Suatu saat, lanjut dia, hutan kota obat-obatan itu diharapkan bermanfaat untuk pengembangan pengobatan di Indonesia. "Sekarang sedang dibangun juga hutan kota di Mulyorejo," katanya.

Hal ini sebelumnya juga sempat disampaikan Risma pada saat acara Sarasehan dengan Peraih Kalpataru di rumah dinasnya pada Sabtu (28/4). Ia mengapresiasi dikumpulkannya para peraih kalpataru untuk saling berbagi dalam mengembangkan lingkungan.

"Saya pikir ini bagus, karena kita bisa saling berbagi. Bekerja di lingkungan itu tidak ada yang mengapresiasi, padahal pekerjaanya itu sangat berat," ujarnya.

Risma juga banyak menjelaskan perkembangan pembangunan lingkungan di Surabaya mulai dari menanam padi dan sayur-sayuran di balai kota, pertanian yang semakin pesat yang bisa menyejahterakan para petani hingga perkampungan yang masing-masing warganya gemar menanam.

Selain itu, Risma juga menjelaskan kualitas cabai made yang tidak busuk hingga satu bulan, termasuk pula setiap bulannya ada program minggu pertanian yang digelar di Balai Kota Surabaya. Minggu pertanian ini untuk memasarkan hasil pertanian di Kota Surabaya.

"Boleh dicek di perkampungan kami, warga sudah semakin gemar menanam di lingkungannya masing-masing," katanya.(*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018