Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengharapkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai forum intelektual dan memiliki pengetahuan tinggi bisa ikut aktif mengawal jalannya pembangunan di Jatim.

"Pemikiran mahasiswa yang produktif harus memberikan energi dan sumbangsih positif bagi pembangunan," ujarnya di sela Konsolidasi BEM Jatim 2018 di Surabaya, Kamis.

Menurut dia, konsep pembangunan yang berkualitas adalah mampu mengatasi serta mengurangi kemiskinan, pengangguran dan menurunkan disparitas antara daerah perkotaan dan pedesaan.

"Disinilah peran BEM sebagai forum intelektual untuk mampu bersikap kritis dan aktif untuk mengawal pembangunan di Jatim," ucap Pakde Karwo, sapaan akrabnya.

BEM sebagai forum intelektual, kata dia, diharapkan tidak boleh terpengaruh oleh apapun, tapi di sisi lain keberadaannya harus memberikan pengaruh terhadap konsep kesejahteraan masyarakat di Jatim.

"Ini adalah hal yang sangat serius, jika mahasiswa tidak membantu pemerintah maka jalannya pembangunan di Jatim tidak akan optimal," kata orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut.

Pada kesempatan sama, Pakde Karwo juga menyampaikan bahwa pada 2019 terjadi bonus demografi di Jatim, sedangkan nasional akan terjadi pada 2030 sehingga kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai bonus demografi, bukan justru sebagai bencana demografi.

Salah satu langkah untuk menghadapi tantangan dari adanya bonus demografi, lanjut dia, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang cerdas dan penyiapan sarana infrastruktur.

Sementara itu, Koordinator BEM Jatim Ahmad Noor Fuadi mengatakan Jatim di bawah kepemimpinan Pakde Karwo diakuinya sangat positif dan bisa dilihat dari tingkat perekonomian meningkat, bahkan pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh di atas perekonomian nasional.

"Akan tetapi, BEM masih melihat bahwa Pemprov Jatim harus mampu mengatasi kesenjangan yang terjadi di wilayah kota dan desa. Kemudian pemerataan lapangan pekerjaan juga harus diperhatikan dan diharapkan mampu menyentuh daerah pelosok sehingga tak hanya terpusat di kota atau kawasan industri," katanya. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018