Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Perhubungan Kota Surabaya melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan Jalan Jemursari dan Jalan A. Yani Frontage sisi Timur, Rabu, untuk mengurangi kemacetan di kawasan tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad, di Surabaya, Rabu, mengatakan rekayasa dilakukan dengan mewajibkan semua kendaraan dari arah Timur (Rungkut/Prapen) yang mengarah ke Jl. A.Yani kini tidak boleh lagi menggunakan Jl. Jemursari lama.

"Mereka dialihkan melewati jalan baru yang dibangun di atas box culvert saluran di samping Jl. Jemursari," katanya.

Menurut dia, kalau sebelumnya kendaraan dari arah Timur menuju Jl. Ayani masih menggunakan Jl. Jemursari yang masih digunakan dua arah. Namun mulai Rabu pagi ini jalan tersebut hanya dipakai satu arah saja dari Jl. A. Yani maupun Jl. A Yani Fronatage sisi Timur menuju Rungkut/Prapen.

Dari arah Timur (Rungkut/Prapen) semua kendaraan yang menuju Jl. A. Yani harus belok ke arah kiri setelah melewati Jl. Jemursari box culvert. Lalu lintas lantas berputar ke arah tengah kota setelah melalui traffic light kereta api depan Kantor BRI Jemur Ngawinan.

"Kendaraan yang mau ke arah selatan dari lampu traffic ini bisa langsung lurus baik di FR maupun Jl. A.Yani (sesuai pengaturan lampu)," katanya.

Irvan mengatakan median jalan sudah selesai dikerjakan sejak beberapa waktu lalu. "Nanti dibuka untuk u-turn ke arah tengah kota. Kendaraan harus antre melalui lampu traffic light," ujarnya.

Sebenarnya, lanjut dia, rekayasa lalu lintas ini sudah dipersiapkan sejak jauh hari. Namun meski media jalan dan lampu traffic light sudah siap digunakan, pelaksanaannya masih menunggu selesainya proyek box culvert Jemursari.

"Kami maksimalkan upaya untuk mengurai kepadatan lalu lintas dari arah Selatan Jl. A. Yani sisi barat yang menuju Jemursari. Biasanya terjadi antrean panjang pada jam jam sibuk apalagi kalau ada kereta api yang lewat. Lewat rekayasa ini kami berharap bisa mengurai kepadatan," katanya.

Irvan juga tidak berharap terjadi antrean panjang di traffic light rel kereta api depan BRI sehingga fungsi Traffic otomatis yang bisa mengatur lalu lintas di persimpangan akan dimaksimalkan.

"Ini upaya jangka pendek. Seminggu lagi kami akan evaluasi bagaimana hasilnya. Kami masih menunggu proyek underpass dan fly over yang dulu diwacanakan akan dibangun di kawasan ini. Tapi itu proyek nasional," kata Irvan.

Diketahui proyek fly over memang sempat mengemuka pada 1994. Rencananya akan dibangun fly over untuk menghindari rel kereta api. Namun kabar itu menguap hingga kini urung terealisasi.

Demikian juga dengan rencana underpass. Proyek itu akan membuat jalan bawah tanah di Jl. A. Yani dari arah utara menuju Waru. Namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya.(*)
 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018