Jakarta, (Antara) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan arus mudik lebaran nanti tidak akan terganggu oleh kejadian runtuhnya jembatan Widang Tuban pada Selasa (17/4).
Menhub Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dan memetakan tindakan yang harus dilakukan.
Untuk penanganan manajemen lalu lintas pascakejadian, Menhub mengatakan untuk kendaraan kecil, baik dari arah Tuban maupun arah Lamongan akan dibuat dua arah di Jembatan Widang Baru.
"Kendaraan dari arah Lamongan yang sudah terlanjur masuk antrean memasuki Jembatan Widang Baru akan diatur secara bergantian kemudian kendaraan kecil baik dari arah Lamongan sampai arah Tuban bisa menggunakan Jembatan Widang Baru secara bersamaan," tuturnya.
Sedangkan untuk truk pengangkut barang dari arah Surabaya ke Tuban akan diarahkan dari Paciran-Gondong-Tuban.
Untuk kendaraan yang sudah masuk ke arah Lamongan akan diarahkan ke Cepu-Blora-Purwodadi dan kendaraan dari arah Tuban ke Surabaya akan dialihkan ke Jalan Dendles-Tuban-Gondong-Paciran-Surabaya.
Budi menegaskan bahwa dari Kementerian PUPR berkomitmen akan memperbaiki jembatan dengan memakan waktu kurang lebih 45 hari (1,5 bulan) dan diselesaikan sesegera mungkin supaya berfungsi kembali. Diperkirakan untuk arus mudik Lebaran bisa dilewati, artinya sebelum Lebaran sudah selesai.
"Dalam koordinasi kami dengan KemenPUPR, mereka akan berusaha untuk membangun lagi jembatan itu dalam 45 hari, sehingga bisa berfungsi dua minggu sebelum Lebaran. Tapi kami juga menyiapkan, seperti yang kami sampaikan tadi jalur itu adalah lewat utara dan selatan yang memungkinkan sebagai alternatif. Namun demikian kami tetap berusaha dengan KemenPUPR untuk memulihkan fungsi jembatan ini," tuturnya.
Sebagai tambahan, ada dua alternatif yang Budi sampaikan mengantisipasi kejadian ini.
Pertama adalah memindahkan angkutan truk menggunakan kapal "Ro-Ro" dari Surabaya ke Semarang. Diharapkan satu kapal Ro-Ro itu bisa mengangkut 200 truk yang diangkut dari Surabaya langsung ke Semarang.
"Kita punya alternatif menggunakan kapal Ro-Ro, karena itu sangat efektif. Satu kapal Ro-Ro itu bisa mengangkut 200 truk jadi bisa saja kita buat dari Surabaya langsung ke Semarang," ujarnya.
Alternatif kedua adalah mengefektifkan angkutan-angkutan massal seperti bus.
Dia menambahkan akan diberikan sejumlah bus yang beroperasi antara Semarang dan Surabaya untuk memindahkan mobil-mobil dengan kapasitas yang kecil, seperti mobil pribadi agar pindah ke bus.
"Mungkin kita akan mengefektifkan bus-bus itu beroperasi antara Semarang - Surabaya, dan juga bila dimungkinkan kita akan memberikan suatu semacam mudik gratis dari Surabaya - Semarang atau sebaliknya sehingga kepadatan lalu lintas mobil-mobil kecil bisa ditekan. Jadi kami akan diskusikan segera dengan Dishub Jateng dan Dishub Jatim supaya daerah ini menjadi suatu perhatian untuk menghadapi Lebaran ini," ucapnya.
Melalui alternatif yang dilakukan ini, Menhub optimistis bisa memberikan solusi, baik bagi pemudik maupun kendaraan berat yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada masa angkutan Lebaran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Menhub Budi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan pihaknya telah mengantisipasi dan memetakan tindakan yang harus dilakukan.
Untuk penanganan manajemen lalu lintas pascakejadian, Menhub mengatakan untuk kendaraan kecil, baik dari arah Tuban maupun arah Lamongan akan dibuat dua arah di Jembatan Widang Baru.
"Kendaraan dari arah Lamongan yang sudah terlanjur masuk antrean memasuki Jembatan Widang Baru akan diatur secara bergantian kemudian kendaraan kecil baik dari arah Lamongan sampai arah Tuban bisa menggunakan Jembatan Widang Baru secara bersamaan," tuturnya.
Sedangkan untuk truk pengangkut barang dari arah Surabaya ke Tuban akan diarahkan dari Paciran-Gondong-Tuban.
Untuk kendaraan yang sudah masuk ke arah Lamongan akan diarahkan ke Cepu-Blora-Purwodadi dan kendaraan dari arah Tuban ke Surabaya akan dialihkan ke Jalan Dendles-Tuban-Gondong-Paciran-Surabaya.
Budi menegaskan bahwa dari Kementerian PUPR berkomitmen akan memperbaiki jembatan dengan memakan waktu kurang lebih 45 hari (1,5 bulan) dan diselesaikan sesegera mungkin supaya berfungsi kembali. Diperkirakan untuk arus mudik Lebaran bisa dilewati, artinya sebelum Lebaran sudah selesai.
"Dalam koordinasi kami dengan KemenPUPR, mereka akan berusaha untuk membangun lagi jembatan itu dalam 45 hari, sehingga bisa berfungsi dua minggu sebelum Lebaran. Tapi kami juga menyiapkan, seperti yang kami sampaikan tadi jalur itu adalah lewat utara dan selatan yang memungkinkan sebagai alternatif. Namun demikian kami tetap berusaha dengan KemenPUPR untuk memulihkan fungsi jembatan ini," tuturnya.
Sebagai tambahan, ada dua alternatif yang Budi sampaikan mengantisipasi kejadian ini.
Pertama adalah memindahkan angkutan truk menggunakan kapal "Ro-Ro" dari Surabaya ke Semarang. Diharapkan satu kapal Ro-Ro itu bisa mengangkut 200 truk yang diangkut dari Surabaya langsung ke Semarang.
"Kita punya alternatif menggunakan kapal Ro-Ro, karena itu sangat efektif. Satu kapal Ro-Ro itu bisa mengangkut 200 truk jadi bisa saja kita buat dari Surabaya langsung ke Semarang," ujarnya.
Alternatif kedua adalah mengefektifkan angkutan-angkutan massal seperti bus.
Dia menambahkan akan diberikan sejumlah bus yang beroperasi antara Semarang dan Surabaya untuk memindahkan mobil-mobil dengan kapasitas yang kecil, seperti mobil pribadi agar pindah ke bus.
"Mungkin kita akan mengefektifkan bus-bus itu beroperasi antara Semarang - Surabaya, dan juga bila dimungkinkan kita akan memberikan suatu semacam mudik gratis dari Surabaya - Semarang atau sebaliknya sehingga kepadatan lalu lintas mobil-mobil kecil bisa ditekan. Jadi kami akan diskusikan segera dengan Dishub Jateng dan Dishub Jatim supaya daerah ini menjadi suatu perhatian untuk menghadapi Lebaran ini," ucapnya.
Melalui alternatif yang dilakukan ini, Menhub optimistis bisa memberikan solusi, baik bagi pemudik maupun kendaraan berat yang ada di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada masa angkutan Lebaran.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018