Surabaya (Antaranews Jatim) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo tak menginginkan distribusi barang di wilayahnya terganggu akibat Jembatan Widang yang berada di perbatasan Kabupaten Lamongan dan Tuban ambrol.
"Kami tidak ingin jalur distribusi barang terganggu sehingga harus ada langkah cepat mengatasinya," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Efek yang akan berimbas jika jalur distribusi terganggu, kata dia, yakni kenaikan harga karena tambahan biaya yang keluar akibat jalur yang dilewati setiap harinya terputus.
Karena itu, katanya, selaku orang nomor satu di Pemprov Jatim, ia memerintahkan agar Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga tingkat provinsi membantu penanganannya secara teknis.
"Sifatnya membantu karena segala kewenangan yang berkaitan dengan Jembatan Widang itu ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," ucapnya.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengaku bisa saja pihaknya memberikan bantuan besi atau baja untuk penanganannya agar kendaraan tetap bisa lewat serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
Sementara itu tentang penyebab runtuhnya jembatan, Pakde Karwo mengatakan masih dipelajari kementerian terkait dan memilih menunggu faktor apa yang menjadi penyebab utamanya.
Dari analisis sementara, lanjut dia, insiden terjadi diperkirakan karena beban berat akibat diduga tidak diberlakukannya jembatan timbang sehingga "overload".
"Itu salah satu yang menjadi analisisnya. Tetapi apa karena itu, masih belum diputuskan penyebabnya. Kami semua juga masih menunggu laporan dari tim," kata Gubernur Jatim dua periode tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Jembatan Widang ambrol sekitar pukul 11.05 WIB, dan dalam kejadian itu tiga truk serta satu unit sepeda motor tercebur ke dalam Bengawan Solo.
Seorang pengemudi truk atas nama Muklisin (48) asal Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, ditemukan meninggal dunia, dan seorang pengemudi truk lagi atas nama Samsul Arif (52) asal Trowulan, Mojokerto, selamat tetapi menderita luka-luka akibat truknya masuk ke Bengawan Solo.
Korban lainnya Afifudin (20) warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan dan Ubaidillah Maksum, asal Desa Rembes, Tuban, yang ikut tercebur bersama sepeda motornya ditemukan selamat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami tidak ingin jalur distribusi barang terganggu sehingga harus ada langkah cepat mengatasinya," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Efek yang akan berimbas jika jalur distribusi terganggu, kata dia, yakni kenaikan harga karena tambahan biaya yang keluar akibat jalur yang dilewati setiap harinya terputus.
Karena itu, katanya, selaku orang nomor satu di Pemprov Jatim, ia memerintahkan agar Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga tingkat provinsi membantu penanganannya secara teknis.
"Sifatnya membantu karena segala kewenangan yang berkaitan dengan Jembatan Widang itu ada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat," ucapnya.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengaku bisa saja pihaknya memberikan bantuan besi atau baja untuk penanganannya agar kendaraan tetap bisa lewat serta berkoordinasi dengan pemerintah pusat.
Sementara itu tentang penyebab runtuhnya jembatan, Pakde Karwo mengatakan masih dipelajari kementerian terkait dan memilih menunggu faktor apa yang menjadi penyebab utamanya.
Dari analisis sementara, lanjut dia, insiden terjadi diperkirakan karena beban berat akibat diduga tidak diberlakukannya jembatan timbang sehingga "overload".
"Itu salah satu yang menjadi analisisnya. Tetapi apa karena itu, masih belum diputuskan penyebabnya. Kami semua juga masih menunggu laporan dari tim," kata Gubernur Jatim dua periode tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Jembatan Widang ambrol sekitar pukul 11.05 WIB, dan dalam kejadian itu tiga truk serta satu unit sepeda motor tercebur ke dalam Bengawan Solo.
Seorang pengemudi truk atas nama Muklisin (48) asal Desa Banter, Kecamatan Benjeng, Gresik, ditemukan meninggal dunia, dan seorang pengemudi truk lagi atas nama Samsul Arif (52) asal Trowulan, Mojokerto, selamat tetapi menderita luka-luka akibat truknya masuk ke Bengawan Solo.
Korban lainnya Afifudin (20) warga Desa Sumurgenuk, Kecamatan Babat, Lamongan dan Ubaidillah Maksum, asal Desa Rembes, Tuban, yang ikut tercebur bersama sepeda motornya ditemukan selamat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018