Surabaya (Antaranews Jatim) - Rumah Sakit Umum Daerah (RUSD) Dr Soetomo Surabaya menangani bayi kembar dempet dada dan perut atau thoracoabdomino phagus yang dirujuk dari dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Fatimah, Lamongan, Rabu.

Kepala tim penanganan bayi kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Agus Harianto di Surabaya, Kamis mengatakan bayi bernama Anindita dan Anindia itu anak dari pasangan Timuzin Nofianto (43) dan Choirul bariah (32) warga Desa Keongan, Kecamatan Babat, Lamongan dan merupakan menjadi bayi kembar siam ke-89 yang ditangani pihaknya.

"Setelah diperiksa jantung, hasilnya kedua bayi ini jantungnya terpisah. Tapi masing-masing bayi jantungnya ada kelainan berat istilahnya satu single ventricle yaitu biliknya satu. Sebelah satu antrium dan ventricle tidak punya sekat," kata Agus.

Dia menjelaskan, jika mengalami hal itu bisa terjadi ancaman payah jantung setiap saat pada bayi berberat badan 4.200 gram itu.

Kedua bayi itu memang mengalami kelainan. Untuk itu pihaknya terus melakukan pengawasan dan memberikan obat-obat jantung. Nantinya, sambung Agus, jika sudah tiga bulan akan dilakukan operasi tahap pertama.

"Jika sebelum itu sudah payah jantung akan dinaikkan ke meja operasi dengan segala risiko. Pokoknya tiga bulan target berapa pun berat bayi. Menunggu kestabilan karena fungsi jantung di tiga bulan itu," ujarnya.

Sementara itu, ayah dari bayi kembar ini Timuzin Nofianto berharap anak keduanya bisa tertolong dan mendapatkan penanganan yang baik dari tim dokter kembar siam.

Timuzin mengakui telah lalai melakukan pemeriksaan saat istrinya mengandung. Pemeriksaan selama hamil hanya dilakukan saat memasuki awal bulan kesembilan kehamilan.

"Istri tidak mau, takutnya tambah kepikiran. Apalagi saat di USG sata pemeriksaan itu tidak terlihat kalau bayinya kembar," katanya.

Kedua bayi melalui proses persalinan normal, meski saat itu yang keluar terlebih dahulu adalah bagian kakinya. Timuzin mengaku di keluarganya memang banyak yang kembar, termasuk kakek dan bapaknya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018