Shanghai (Antaranews Jatim/Reuters) - Stasiun luar angkasa milik China, Tiangong-1, kembali memasuki atmosfer bumi dan terbakar di atas Samudra Pasifik Selatan pada Senin, kata pejabat luar angkasa China.

Pesawat tersebut memasuki atmosfer pada 08.15 waktu Beijing atau sekitar 07.15 WIB dan sebagian besar badannya terbakar, kata otoritas luar angkasa China dalam pernyataan singkat di laman resminya.

Lembaga itu mengatakan memperkirakan stasiun angkasa tersebut akan memasuki atmosfer di atas daerah garis pantai Brazil di Samudra Atlantik Selatan, di dekat kota besar, seperti, Sao Paulo dan Rio de Janeiro.

Skadron Pengawasan Luar Angkasa, Angkatan Udara Amerika Serikat, yang bertugas melacak semua benda buatan di sekitar orbit bumi, juga mengaku mengetahui kejatuhan Tiangong-1 saat pesawat tersebut memasuki kembali atmosfer di atas Pasifik Selatan.

Dalam pernyataan resminya, mereka telah mengonfirmasi insiden itu dengan lembaga serupa di Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan Inggris.

Sebelumnya pada Jumat lalu, Beijing mengatakan bahwa tidak akan ada potongan besar pesawat stasiun luar angkasa Tiangong-1 yang jatuh ke permukaan bumi.

Baca juga: LAPAN Pantau Stasiun Luar Angkasa Tiangong-1 Jatuh ke Bumi

Pesawat dengan panjang 10,4 meter yang namanya berarti "Istana Surga 1" itu diluncurkan pada 2011 dengan misi bongkar muat berbagai eksperimen program luar angkasa ambisius pemerintah China. Beijing berambisi menempatkan stasiun luar angkasa permanen pada 2023.

Misi Tingong-1 pada mulanya direncanakan berakhir pada 2013 namun terus diperpanjang beberapa kali.

Pemerintah China mengatakan bahwa Tiangong-1 akan masuk kembali ke atmosfer pada akhir 2017. Namun proses tersebut tertunda sehingga membuat sejumlah pengamat memperkirakan laboratiorium luar angkasa itu sudah tidak bisa dikendalikan.

Sementara itu tabloid Global Times pada Senin menulis bahwa pemberitaan besar-besaran dari media dari berbagai belahan dunia terkait peristiwa yang sama merupakan refleksi atas "keiirian" negara-negara luar terkait industri luar angkasa China.

"Adalah hal normal bagi pesawat luar angkasa memasuki kembali atmosfer bumi, namun Tiangong-1 mendapat perhatian besar karena beberapa negara Barat berupaya menjatuhkan industri luar angkasa China, yang kini tumbuh sangat cepat," kata tabloid tersebut.

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018