Kediri (Antaranews Jatim) - Pejabat Sementara Wali Kota Kediri Jumadi mendorong ekonomi kreatif di Kota Kediri, Jawa Timur, terus berkembang, sehingga perekonomian masyarakat juga bisa semakin maju.

"Kegiatan ini menurut saya cocok untuk Kediri. Kota Kediri memiliki semangat 'Harmony the service city' dengan julukan kota jasa dan ke depan memiliki moto 'Smart city' seperti Surabaya dan Malang," katanya dalam acara pemilihan duta batik/tenun Kediri di Balai Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu malam.

Ia memberi apresiasi kegiatan peragaan busana atau "Fashion show" pemilihan duta batik/tenun Kediri tersebut, sebab "Fashion" termasuk kuliner, "Furniture" menyumbang ekonomi Jatim 9,7 persen atau Rp125 triliun. Kegiatan peragaan busana mendorong beragam roda ekonomi masyarakat ikut bergerak.

Misalnya, untuk ikut peragaan busana peserta tentunya ada yang menyewa baju, membeli, sehingga toko menjadi ramai. Selain itu, yang punya jasa penyewaan juga pasti akan ramai, sehingga jika ramai ekonomi kreatif di Kota Kediri bisa bergerak. Selain itu, jasa penata rias, juga bisa bergerak.

"Ini luar biasa. Jadi, anak-anakku semua ini ikut menyumbang ekonomi Jatim Rp125 triliun dari aktivitas 'Fashion', kuliner, 'Furniture'. Untuk fashion nomor tiga," ujarnya.

Ia juga mengingatkan, Kediri termasuk kota besar sejak zaman dahulu. Prabu Joyoboyo adalah salah satu prabu yang sangat terkenal dari Kerajaan Kadiri. Bahkan, banyak budayawan yang lahir dan terkenal dari kerajaan ini. Bahkan, jika dahulu Kerajaan Airlangga tidak bisa hidup dan berkembang, budaya di Kerajaan Kadiri berkembang baik.

"Kediri ini jadi pusat kebudayaan, pusat kerajaan dan perdagangan. Kami sangat berterimakasih, ke depan ini bisa membangkitkan sektor perekonomian Kediri dan sekitarnya. Dan, saatnya nanti ada bandara, disambung jalan tol Kertosono-Tulungagung, jadi Kediri dan sekitarnya menjadi kota megapolitan," kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Jawa Timur itu.

Acara final pemilihan duta batik/tenun dari Kediri tersebut memang digelar di Balai Kota Kediri. Peserta kegiatan itu ada sekitar 40 orang yang tergabung di tiga kategori umur yaitu kelompok A umur tujuh tahun ke bawah, kelompok B umur 7-13 tahun dan terakhir yang kelompok 13-23 tahun.

Mereka semua ikut peragaan busana, untuk dipilih yang terbaik. Untuk selanjutnya mereka akan ikut kompetisi lagi mulai tingkat Jatim, nasional, hingga internasional.

Darmawan, panitia acara itu mengatakan, Kota Kediri sengaja dipilih karena di tempat ini menarik. Selain itu, potensi daerah berupa kain tenun ikat dan batik juga sangat bagus.

"Kami sebelumnya telah ke sejumlah provinsi, misalny Jakarta, Riau, Lampung, Bali, dan kini di Jatim. Dan, kami memilih Kediri sebagai kota pertama menyelenggarakan pemilihan ini. Tenun ini adalah salah satu karya anak bangsa dan dengan kegiatan ini kami harap bisa berkembang lagi," kata Darmawan.  (*)
Video Oleh Asmaul Chusna
 

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018