Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa nilai investasi yang masuk di Kota Kediri semakin tahun semakin meningkat, yang terbukti dengan berhasil selalu melebihi dari target.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana mengemukakan, pada 2016 target investasi yang masuk adalah Rp487,38 miliar dan terealisasi hingga Rp560,49 miliar atau 115 persen. Sementara, pada 2017 target diturunkan menjadi Rp200 miliar.
"Pada 2017 target investasi adalah Rp200 miliar, namun realisasinya melebihi dari target hingga 224 persen, yaitu Rp448,19 miliar," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengungkapkan, ada banyak faktor yang memengaruhi tingginya nilai investasi di Kota Kediri, misalnya kebijakan lebih menyederhanakan proses perizinan, dimana dari semula mencapai 157 kini hanya 56 saja.
"Kami melakukan langkah deregulasi perizinan (menghapus izin gangguan). Jadi, sekarang lebih sederhana lagi," kata dia.
Selain itu, pemerintah kota juga membuat program untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan pelayanan dalam jaringan atau daring. Masyarakat yang mengajukan izin bisa lewat daring, sehingga tidak harus datang ke kantor.
"Ada juga program pelayanan daring dan sitem pelayanan dengan memanfaatkan jasa pos. Mereka yang mengajukan izin, tidak harus selalu datang untuk mengambil berkas, tapi bisa memanfaatkan jasa pos untuk pengiriman," kata dia.
Ia juga mengatakan, dalam memberikan pelayanan, pemerintah selalu menegaskan agar petugas selalu bersikap ramah dan tersenyum. Hal itu sebagai sikap agar masyarakat yang mengajukan izin merasa lebih nyaman.
"Di lapangan atau kantor, personel juga diberi pemahaman tugasnya sebagai `Public relation` jadi, harus memberikan pelayanan yang terbaik," kata Apip.
Ia menyebut, sektor usaha di Kota Kediri kini juga semakin berkembang. Pemerintah telah menegaskan, bahwa Kota Kediri adalah kota yang melayani `The service city", sehingga pemerintah sangat terbuka. Para investor bisa menanamkan modalnya ke kota ini, sebab pemerintah sangat terbuka.
Berkembangnya investasi itu juga terbukti dengan semakin banyaknya sektor usaha, baik yang kecil, ataupun menengah. Sektornya juga beragam, seperti rumah makan, jasa, perhotelan, dan sejumlah usaha lainnya.
Pihaknya pada 2018 ini menargetkan nilai investasi yang masuk bisa hingga Rp210 miliar. Pemerintah juga optimistis, target tersebut bisa terpenuhi, mengingat di Kota Kediri investasinya berkembang cukup baik.
"Kami senantiasa meningkatkan promosi daerah, meningkatkan dan menggiatkan LKPM (laporan kegiatan penanaman modal". Pada 2018, kami optimistis target tetap bisa terpenuhi," ujar Apip. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkot Kediri Apip Permana mengemukakan, pada 2016 target investasi yang masuk adalah Rp487,38 miliar dan terealisasi hingga Rp560,49 miliar atau 115 persen. Sementara, pada 2017 target diturunkan menjadi Rp200 miliar.
"Pada 2017 target investasi adalah Rp200 miliar, namun realisasinya melebihi dari target hingga 224 persen, yaitu Rp448,19 miliar," katanya di Kediri, Selasa.
Ia mengungkapkan, ada banyak faktor yang memengaruhi tingginya nilai investasi di Kota Kediri, misalnya kebijakan lebih menyederhanakan proses perizinan, dimana dari semula mencapai 157 kini hanya 56 saja.
"Kami melakukan langkah deregulasi perizinan (menghapus izin gangguan). Jadi, sekarang lebih sederhana lagi," kata dia.
Selain itu, pemerintah kota juga membuat program untuk memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan pelayanan dalam jaringan atau daring. Masyarakat yang mengajukan izin bisa lewat daring, sehingga tidak harus datang ke kantor.
"Ada juga program pelayanan daring dan sitem pelayanan dengan memanfaatkan jasa pos. Mereka yang mengajukan izin, tidak harus selalu datang untuk mengambil berkas, tapi bisa memanfaatkan jasa pos untuk pengiriman," kata dia.
Ia juga mengatakan, dalam memberikan pelayanan, pemerintah selalu menegaskan agar petugas selalu bersikap ramah dan tersenyum. Hal itu sebagai sikap agar masyarakat yang mengajukan izin merasa lebih nyaman.
"Di lapangan atau kantor, personel juga diberi pemahaman tugasnya sebagai `Public relation` jadi, harus memberikan pelayanan yang terbaik," kata Apip.
Ia menyebut, sektor usaha di Kota Kediri kini juga semakin berkembang. Pemerintah telah menegaskan, bahwa Kota Kediri adalah kota yang melayani `The service city", sehingga pemerintah sangat terbuka. Para investor bisa menanamkan modalnya ke kota ini, sebab pemerintah sangat terbuka.
Berkembangnya investasi itu juga terbukti dengan semakin banyaknya sektor usaha, baik yang kecil, ataupun menengah. Sektornya juga beragam, seperti rumah makan, jasa, perhotelan, dan sejumlah usaha lainnya.
Pihaknya pada 2018 ini menargetkan nilai investasi yang masuk bisa hingga Rp210 miliar. Pemerintah juga optimistis, target tersebut bisa terpenuhi, mengingat di Kota Kediri investasinya berkembang cukup baik.
"Kami senantiasa meningkatkan promosi daerah, meningkatkan dan menggiatkan LKPM (laporan kegiatan penanaman modal". Pada 2018, kami optimistis target tetap bisa terpenuhi," ujar Apip. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018