Surabaya (Antaranews Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menekankan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) 2018 dalam rangka penyusunan rencana kerja pemerintah kota akan lebih fokus terhadap perlindungan anak.
"Perlindungan anak menjadi konsen saya, kalau tidak dilindungi kelak mereka akan menjadi pelaku. Ayo kita awasi dan selamatkan bersama anak-anak dari kejahatan," kata Risma saat membuka Musrenbang 2018 di sidang Wali Kota Surabaya, Selasa.
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, para asisten, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), anggota DPRD Kota Surabaya, Bappeda Jatim, akademisi dan praktisi.
Risma menyampaikan beberapa poin dalam musrenbang kali ini di antaranya pengadaan kamera CCTV yang diminta RT/RW, perlindungan anak, limbah rumah sakit, kebun raya mangrove dan pembangunan jalan.
Ia mengatakan permintaan RT/RW untuk pengadaan kamera CCTV di kampung masih belum dapat dipenuhi karena biayanya yang dibutuhkan cukup besar.
Untuk itu, lanjut dia, agar kondisi kampung tetap terjaga dari segala macam tindak kejahatan, wali kota meminta dukungan kepada RT/RW untuk menjalin komunikasi antarwarga masyarakat dan peduli terhadap keselamatan anak-anak.
Menurut dia, penekanan musrenbang terhadap perlindungan anak agar anak-anak tidak menjadi korban. Salah satu upaya yang akan dilakukan Pemkot Surabaya adalah mengumpulkan psikolog untuk mensosialisasikan perlindungan anak di seluruh RT/RW.
"Harus segera dilakukan agar orang tua melindungi anak-anaknya dari predator anak," katanya.
Pembahasan selanjutnya, kata dia, terkait pembuangan limbah rumah sakit. Risma mengatakan sebanyak 4 ton limbah rumah sakit mencemari lingkungan di Surabaya.
Melihat hal itu, tahun depan, wali kota berencana untuk membangun lahan pembuangan lahan rumah sakit menggunakan dana APBD Surabaya. "Proses pencairan dana dari pemerintah pusat cukup lama," katanya.
Ditanya soal pembangunan lahan pembuangan limbah rumah sakit, Risma menegaskan, bahwa lahan pembuangan limbah rumah sakit hanya untuk Kota Surabaya, tidak untuk kota yang lain.
"Lahan sudah kita siapkan, kalau dana yang dikeluarkan sekitar Rp100 miliar," ujarnya.
Lebih lanjut, wali kota menuturkan, keberadaan kebun raya mangrove belum ada di dunia. Alasannya, kebun raya yang masih dapat dilestarikan hanya ada di Surabaya.
"Itulah Surabaya dan ini peninggalan untuk anak cucu kita," ujarnya.
Ia juga menyinggung target Pemkot untuk menyelesaikan pembangunan jalur lingkar luar barat dan lingkar luar timur tahun ini. "Khusus lingkar luar barat insyallah selesai tahun ini," kata Risma.
Kendati demikian, wali kota menuturkan, tidak bisa selamanya membangun jalan secara terus menerus. Alasannya, biaya dan pemindahan orang yang dinilai berat.
Oleh karena itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya melakukan upaya lain dengan menghadirkan transportasi massal yang saat ini masih dalam tahap proses lelang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Perlindungan anak menjadi konsen saya, kalau tidak dilindungi kelak mereka akan menjadi pelaku. Ayo kita awasi dan selamatkan bersama anak-anak dari kejahatan," kata Risma saat membuka Musrenbang 2018 di sidang Wali Kota Surabaya, Selasa.
Hadir dalam acara tersebut, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan, para asisten, jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), anggota DPRD Kota Surabaya, Bappeda Jatim, akademisi dan praktisi.
Risma menyampaikan beberapa poin dalam musrenbang kali ini di antaranya pengadaan kamera CCTV yang diminta RT/RW, perlindungan anak, limbah rumah sakit, kebun raya mangrove dan pembangunan jalan.
Ia mengatakan permintaan RT/RW untuk pengadaan kamera CCTV di kampung masih belum dapat dipenuhi karena biayanya yang dibutuhkan cukup besar.
Untuk itu, lanjut dia, agar kondisi kampung tetap terjaga dari segala macam tindak kejahatan, wali kota meminta dukungan kepada RT/RW untuk menjalin komunikasi antarwarga masyarakat dan peduli terhadap keselamatan anak-anak.
Menurut dia, penekanan musrenbang terhadap perlindungan anak agar anak-anak tidak menjadi korban. Salah satu upaya yang akan dilakukan Pemkot Surabaya adalah mengumpulkan psikolog untuk mensosialisasikan perlindungan anak di seluruh RT/RW.
"Harus segera dilakukan agar orang tua melindungi anak-anaknya dari predator anak," katanya.
Pembahasan selanjutnya, kata dia, terkait pembuangan limbah rumah sakit. Risma mengatakan sebanyak 4 ton limbah rumah sakit mencemari lingkungan di Surabaya.
Melihat hal itu, tahun depan, wali kota berencana untuk membangun lahan pembuangan lahan rumah sakit menggunakan dana APBD Surabaya. "Proses pencairan dana dari pemerintah pusat cukup lama," katanya.
Ditanya soal pembangunan lahan pembuangan limbah rumah sakit, Risma menegaskan, bahwa lahan pembuangan limbah rumah sakit hanya untuk Kota Surabaya, tidak untuk kota yang lain.
"Lahan sudah kita siapkan, kalau dana yang dikeluarkan sekitar Rp100 miliar," ujarnya.
Lebih lanjut, wali kota menuturkan, keberadaan kebun raya mangrove belum ada di dunia. Alasannya, kebun raya yang masih dapat dilestarikan hanya ada di Surabaya.
"Itulah Surabaya dan ini peninggalan untuk anak cucu kita," ujarnya.
Ia juga menyinggung target Pemkot untuk menyelesaikan pembangunan jalur lingkar luar barat dan lingkar luar timur tahun ini. "Khusus lingkar luar barat insyallah selesai tahun ini," kata Risma.
Kendati demikian, wali kota menuturkan, tidak bisa selamanya membangun jalan secara terus menerus. Alasannya, biaya dan pemindahan orang yang dinilai berat.
Oleh karena itu, lanjut dia, Pemkot Surabaya melakukan upaya lain dengan menghadirkan transportasi massal yang saat ini masih dalam tahap proses lelang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018