Surabaya (Antaranews Jatim) - Warga Jalan Dinoyo Surabaya segera menyerahkan hasil diskusi tentang diubahnya nama Jalan Dinoyo menjadi Jalan Sunda sebagai bentuk tindak lanjut rencana pengubahan nama jalan tersebut.

"Kami juga sangat mengapresiasi niat baik Gubernur Jatim yang juga disambut baik oleh Ibu Wali Kota Surabaya melalui suratnya sehingga tak ada salahnya warga berinisiasi berembug dan hasilnya akan kami serahkan kepada beliaunya," ujar Ketua LKMK Kelurahan Keputran, Surjo Hadi, di Surabaya, Kamis.

Intinya, kata dia, warga Dinoyo ingin menjadi bagian niat baik rekonsiliasi sejarah dan akan tercatat sebagai kerelaan masyatakat setempat.

Menurut dia, diskusi diperlukan sebagai wujud sikap terhadap pro dan kontra yang berkembang di luar warga karena terdapat sebagian kelompok masyarakat yang menolak pengubahan nama jalan.

Sejak Sabtu (18/3) hingga Rabu (22/3), lanjut dia, warga dan beberapa tokoh masyarakat di antaranya, Ketua RW, LKMK, dan tokoh masyarakat lainnya menggelar diskusi karena sebagai warga terdampak langsung dapat memahami efek baik dan buruknya pengubahan nama jalan.

Ketua RW setempat, Kasno, mengakui alasan sejarah perlu menjadi perhatian, tapi kalau yang diambil hanya sebagian jalan dinilainya tidak akan mengubah sejarah yang ada.

Ia melihat yang sangat mungkin dilakukan adalah pengubahan nama jalan yang berada di `traffic light? (TL) Jalan Dr. Soetomo sampai TL Keputran sehingga jaraknya 100 meter dari 1.300 meter panjang Jalan Dinoyo.

"Apalagi di daerah tersebut sudah ada jalan Padjajaran Dalam dan Padjajaran. Di sana hanya ada tiga tempat usaha dan bangunan semacan gudang," ucapnya.

Sementara itu, kebijakan pengubahan nama jalan, yaitu sebagian Jalan Dinoyo menjadi Jalan Sunda dan sebagian Jalan Gunung Sari menjadi Jalan Prabu Siliwangi adalah bagian dari kepentingan umum.

Penamaan dua jalan tersebut digagas dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan HB X dan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dalam acara rekonsiliasi budaya antara Sunda dan Jawa dengan tema "Harmoni Budaya Sunda Jawa" di Surabaya pada Selasa (6/3).

Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, menyampaikan pergantian nama jalan menandai rekonsiliasi antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat sekaligus mengakhiri 661 tahun "perselisihan" antaretnis Sunda dan Jawa. (*)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018