Surabaya (Antaranews Jatim) - SMP Muhammadiyah 5 Surabaya mengajari siswa dari Pluakdaeng Pittayakom School Rayong Thailand cara menjadi dalang wayang kulit untuk mengampanyekan stop perundungan.

Dalam kegiatan yang dilakukan di Gedung Seni Cak Durasim Surabaya, Rabu itu, siswa Thailand menjadi dalang dengan menyampaikan cerita Pandawa dan Kurawa melalui bahasa Thailand.

"Di era globalisasi banyak anak yang masih suka melakukan perundungan kepada temannya saat bermain. Untuk itu kita ajak siswa Thailand untuk belajar wayang yang pesan moralnya ke sana," kata Guru Seni Budaya SMP 5 Surabaya Encik Endarsyah.

Encik menjelaskan, dalam cerita yang dipentaskan tadi ada sebuah padepokan yang dipunyai Resi Dorna, di situ ada dua keluarga Pandawa dan Kurawa. Ada dua tokoh besar, ada Bimasena dari Pandawa dan Duryudana.

Mereka berdua sama-sama pintar, sama-sama kuat dan besar. Tapi Duryudana suka melakukan perundungan ke Bima sehingga terjadi pertempuran dan dikalahkan.

"Saat dikalahkan, gurunya (Resi Dorna) keluar dan mengatakan tidak baik melakukan perundungan karena sama-sama saudara," ujarnya.

Dari kisah itu, dapat disimpulkan, walaupun antara Bimasena dan Duryudana besar dan sama-sama kuat, kalau yang satu patuh orang tua dan guru, sementara satunya semaunya sendiri dan melakuakn perundungan, yang kalah yang melakukan perundungan.

"Harapannya anak-anak bisa belajar banyak untuk menahan diri untuk tidak mengganggu temannya secara berlebihan. Bergurau itu boleh tapi ada batasnya," katanya.

Dia menjelaskan, dipilihnya Pluakdaeng Pittayakom School Rayong Thailand karena bagian dari pertukaran pelajar SMP 5 dan untuk mengenalkan budaya bangsa Indonesia ke bangsa lain.

Sementara itu, Pluakdaeng Pittayakom School Rayong Thailand Arunocha Autamaviriya yang menjadi dalang mengaku sangat antusias mempelajari kesenian wayang. Dia menyebut ada beberapa persamaan budaya antara Thailand dan Indonesia.

"Sangat antusias karena tidak banyak perbedaan anatar budaya Thailand dan Indonesia. Tapi memang perlu belajar lebih mendalam," katanya.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018