Sumenep (Antaranews-Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, segera mengupayakan rehabilitasi jembatan yang ambruk di Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, dengan menggunakan dana tak terduga pada tahun ini.
"Secepatnya. Namun, tentunya tetap butuh waktu dan tahapan. Penggunaan dana tak terduga itu harus melalui atau berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya di pemerintah daerah," kata Kepala Dinas PU Bina Marga Sumenep, Edy Rasiyadi di Sumenep, Rabu.
Panjang jembatan di Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, yang ambruk pada Selasa (13/3) malam itu sekitar 11 meter dengan lebar sekitar 5 meter.
Jembatan tersebut berada di jalan poros penghubung Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, ke sejumlah desa lainnya di Kecamatan Guluk Guluk, Sumenep.
"Kami bersama staf sudah ke lapangan untuk melihat langsung kondisi jembatan yang ambruk tersebut sekaligus menghimpun data sebagai bahan perencanaan rehabilitasi," kata Edy, menerangkan.
Jembatan yang dibangun pada 1995-1996 itu ambruk diduga akibat kondisi (tanah) penyangga di kedua sisinya tergerus aliran air sungai.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut beberapa hari belakangan ini membuat debit air sungai bertambah besar.
Edy menjelaskan, pihaknya telah meminta stafnya untuk melakukan kajian sekaligus secepatnya menyusun rencana rehabilitasi jembatan ambruk tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Secepatnya. Namun, tentunya tetap butuh waktu dan tahapan. Penggunaan dana tak terduga itu harus melalui atau berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya di pemerintah daerah," kata Kepala Dinas PU Bina Marga Sumenep, Edy Rasiyadi di Sumenep, Rabu.
Panjang jembatan di Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, yang ambruk pada Selasa (13/3) malam itu sekitar 11 meter dengan lebar sekitar 5 meter.
Jembatan tersebut berada di jalan poros penghubung Desa Pakamban Daya, Kecamatan Pragaan, ke sejumlah desa lainnya di Kecamatan Guluk Guluk, Sumenep.
"Kami bersama staf sudah ke lapangan untuk melihat langsung kondisi jembatan yang ambruk tersebut sekaligus menghimpun data sebagai bahan perencanaan rehabilitasi," kata Edy, menerangkan.
Jembatan yang dibangun pada 1995-1996 itu ambruk diduga akibat kondisi (tanah) penyangga di kedua sisinya tergerus aliran air sungai.
Hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut beberapa hari belakangan ini membuat debit air sungai bertambah besar.
Edy menjelaskan, pihaknya telah meminta stafnya untuk melakukan kajian sekaligus secepatnya menyusun rencana rehabilitasi jembatan ambruk tersebut. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018