Surabaya (Antaranews Jatim) - Kerajaan Arab Saudi menyatakan menghormati aturan penggunaan cadar yang ada di Indonesia terutama terkait adanya larangan di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed Al-Shuibi usai memberikan kuliah umum Universitas Airlangga Surabaya, Jumat mengatakan jika benar ada aturan itu tentu merupakan hak dan kebijakan internal dari Indonesia.
"Arab Saudi sangat menghormati dan tidak punya wewenang ikut campur terkait kebijakan tersebut," kata Osama.
Menurutnya, bahkan jika aturan tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia pada warga asing tentu harus mengikuti aturan. Namun dia menekankan, Indonesia merupakan teladan yang baik dalam penerapan dan pengamanan Islam.
Terkait pendidikan perempuan, Osama mengatakan pihak Arab Saudi sangat memperhatikan pendidikan untuk perempuan di negeranya agar terlibat dalam kegiatan pendidikan karena merefleksikan dan merepresentasikan Arab Saudi.
"Perempuan sangat didorong untuk mengikuti belajar mengajar dan mereka sangat terlindungi untuk dapat menjaga keislaman," katanya.
Sementara itu, melihat sangat perhatiannya Pemerintah Arab Saudi akan pendidikan, Unair menargetkan bisa bekerja sama dengan Arab Saudi di berbagai bidang.
Rektor Unair Prof Mohamad Nasih mengatakan mereka telah menjalin kerja sama dengan Taiwan, Tiongkok, Australia, Jepang dan Eropa tapi belum untuk negara Timur Tengah.
"Timur Tengah akan lebih ditingkatkan lagi dalam berbagai bidang. Saya pikir kita akan lebih mudah kerja sama dengan mereka," ujarnya.
Namun, untuk bisa ke sana, kata dia, tentu bukan sembarang universitas. Dirinya berharap Arab Saudi bisa melihat kualitas dari Unair dan akhirnya terjadi kerja sama dengan perguruan tinggi di Timur Tengah terutama Arab Saudi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed Al-Shuibi usai memberikan kuliah umum Universitas Airlangga Surabaya, Jumat mengatakan jika benar ada aturan itu tentu merupakan hak dan kebijakan internal dari Indonesia.
"Arab Saudi sangat menghormati dan tidak punya wewenang ikut campur terkait kebijakan tersebut," kata Osama.
Menurutnya, bahkan jika aturan tersebut diterapkan Pemerintah Indonesia pada warga asing tentu harus mengikuti aturan. Namun dia menekankan, Indonesia merupakan teladan yang baik dalam penerapan dan pengamanan Islam.
Terkait pendidikan perempuan, Osama mengatakan pihak Arab Saudi sangat memperhatikan pendidikan untuk perempuan di negeranya agar terlibat dalam kegiatan pendidikan karena merefleksikan dan merepresentasikan Arab Saudi.
"Perempuan sangat didorong untuk mengikuti belajar mengajar dan mereka sangat terlindungi untuk dapat menjaga keislaman," katanya.
Sementara itu, melihat sangat perhatiannya Pemerintah Arab Saudi akan pendidikan, Unair menargetkan bisa bekerja sama dengan Arab Saudi di berbagai bidang.
Rektor Unair Prof Mohamad Nasih mengatakan mereka telah menjalin kerja sama dengan Taiwan, Tiongkok, Australia, Jepang dan Eropa tapi belum untuk negara Timur Tengah.
"Timur Tengah akan lebih ditingkatkan lagi dalam berbagai bidang. Saya pikir kita akan lebih mudah kerja sama dengan mereka," ujarnya.
Namun, untuk bisa ke sana, kata dia, tentu bukan sembarang universitas. Dirinya berharap Arab Saudi bisa melihat kualitas dari Unair dan akhirnya terjadi kerja sama dengan perguruan tinggi di Timur Tengah terutama Arab Saudi.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018