Tuban (Antaranews Jatim) - Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, Kunihiro Suga mengaku puas dengan pembangunan "Waste Heat Recovery Power Generation" (WHRPG) atau pemanfaatan gas buang di Pabrik Semen Indonesia Tuban, Jawa Timur untuk mengurangi emisi CO2, karena telah berfungsi efektif.
"Saya telah melihat sendiri dengan naik turun tangga, Proyek ini sudah dijalankan dengan baik dan akan kami laporkan hasil tersebut ke Pemerintah Jepang," kata Kunihiro, usai melihat Pabrik Semen Indonesia di Tuban, Selasa.
Kunihiro yang juga CEO Global Enviromental Center (GEC) Foundation mengatakan, pembangunan WHRPG Pabrik Tuban merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang melalui skema "Joint Crediting Mechanism" (JCM), dan Jepang memberikan subsidi sebesar 11 juta dolar untuk pembangunannya.
Direktur Enjiniring dan Proyek Semen Indonesia, Tri Abdisatrijo mengatakan, PT Semen Indonesia terus berkomitmen membuat lingkungan yang ramah dalam setiap kegiatan operasionalnya, di antaranya membangun WHRPG di Pabrik Tuban yang bekerja sama dengan JFE Engineering Jepang.
Proyek pemanfaatan gas buang di Pabrik Tuban, mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 122.358 ton per tahun, atau setara dengan penanaman 4.295 batang pohon trembesi di lahan seluas 96 hektar.
"Seperti diketahui bahwa pohon trembesi merupakan pohon terbaik dalam menyerap CO2, satu pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton CO2/tahun," katanya.
Proyek WHRPG di Pabrik Tuban, kata dia, telah dilakukan di seluruh pabrik, yakni Tuban 1, 2, 3 dan 4 yang diinisiasi sejak tahun 2014.
"WHRPG di Tuban ini merupakan terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 30,6 MW," katanya.
Ia menjelaskan, dalam operasionalnya WHRPG tidak menggunakan batu bara atau BBM, namun menggunakan panas dari gas buang operasional pabrik.
Sementara itu, kunjungan CEO GEC Foundation Kunihiro Suga didampingi Kepala Bidang Kedeputian Kerja sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian RI, Cahyadi Yudodahono, dan diterima Direktur Utama Semen Gresik Mukhamad Saifudin, yang didampingi Direktur Produksi Semen Gresik Joko Sulistyanto serta Direktur Keuangan Semen Gresik Ginarko Isnubroto.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Saya telah melihat sendiri dengan naik turun tangga, Proyek ini sudah dijalankan dengan baik dan akan kami laporkan hasil tersebut ke Pemerintah Jepang," kata Kunihiro, usai melihat Pabrik Semen Indonesia di Tuban, Selasa.
Kunihiro yang juga CEO Global Enviromental Center (GEC) Foundation mengatakan, pembangunan WHRPG Pabrik Tuban merupakan kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Jepang melalui skema "Joint Crediting Mechanism" (JCM), dan Jepang memberikan subsidi sebesar 11 juta dolar untuk pembangunannya.
Direktur Enjiniring dan Proyek Semen Indonesia, Tri Abdisatrijo mengatakan, PT Semen Indonesia terus berkomitmen membuat lingkungan yang ramah dalam setiap kegiatan operasionalnya, di antaranya membangun WHRPG di Pabrik Tuban yang bekerja sama dengan JFE Engineering Jepang.
Proyek pemanfaatan gas buang di Pabrik Tuban, mampu mengurangi emisi CO2 sebesar 122.358 ton per tahun, atau setara dengan penanaman 4.295 batang pohon trembesi di lahan seluas 96 hektar.
"Seperti diketahui bahwa pohon trembesi merupakan pohon terbaik dalam menyerap CO2, satu pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton CO2/tahun," katanya.
Proyek WHRPG di Pabrik Tuban, kata dia, telah dilakukan di seluruh pabrik, yakni Tuban 1, 2, 3 dan 4 yang diinisiasi sejak tahun 2014.
"WHRPG di Tuban ini merupakan terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara yang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 30,6 MW," katanya.
Ia menjelaskan, dalam operasionalnya WHRPG tidak menggunakan batu bara atau BBM, namun menggunakan panas dari gas buang operasional pabrik.
Sementara itu, kunjungan CEO GEC Foundation Kunihiro Suga didampingi Kepala Bidang Kedeputian Kerja sama Ekonomi Multilateral dan Pembiayaan Kemenko Perekonomian RI, Cahyadi Yudodahono, dan diterima Direktur Utama Semen Gresik Mukhamad Saifudin, yang didampingi Direktur Produksi Semen Gresik Joko Sulistyanto serta Direktur Keuangan Semen Gresik Ginarko Isnubroto.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018