Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Perdagangan Kota Surabaya akan menambah tiga sentra Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jembatan Merah Plasa (JMP) dan salah satu tempat wisata di Kota Pahlawan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Arini Pakistyaningsih, di Surabaya, Rabu, mengatakan selama ini sudah ada tujuh sentra UKM di Surabaya yaitu di Sentra UKM Merr, Sentra UKM Siola, Sentra UKM ITC Mall, Sentra UKM Delta mall, Sentra UKM Bandara Juanda, Sentra UKM Surabaya North Quay atau Pelindo, dan Sentra UKM Park And Ride.
"Kami telah menyiapkan tiga sentra UKM. Kami targetkan bulan depan jadi sehingga nantinya akan ada 10 sentra UKM di Surabaya," katanya.
Menurut dia, masyarakat yang sudah memiliki produk hasil usaha, membutuhkan tempat untuk bisa memasarkan produknya ke pasaran sehingga penambahan sentra UKM ini diharapkan menjadi solusi tempat pemasaran dan dapat memangkas biaya sewa tempat berjualannya.
"Di sentra ini kami gratiskan biaya sewanya, kami tidak mengambil untung sepeserpun, sehingga kalau harganya produk itu Rp10 ribu, maka kami jual Rp10 ribu," katanya.
Arini juga memastikan pelaku UKM tidak langsung ujug-ujug masuk ke sentra itu, namun harus melewati beberapa proses dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Salah satunya, produk yang akan dipasarkan harus sudah layak jual, baik dari segi kualitas, rasa, dan kemasannya.
"Yang paling penting juga harus disiplin, karena kami sangat gencar pemasarannya, baik melalui daring maupun langsung. Kami juga selalu sarankan untuk mengikuti pahlawan ekonomi atau pejuang muda yang digelar setiap pekannya," katanya.
Selain itu, Arini juga mengaku telah melakukan re-branding dan re-desain di sentra UKM di Surabaya itu. Bahkan, di sentra UKM Merr selalu ada acara untuk menarik pengunjung dan pembeli ke sentra itu.
"Melalui berbagai acara itu, alhamdulillah kami berhasil menaikkan omzet para pelaku UKM yang diletakkan di sentra UKM itu," ujarnya.
Ia pun merinci kenaikan transaksi di masing-masing sentra UKM selama 2016 meliputi sentra UKM Merr membukukan transaksi sebanyak Rp 425,4 juta, Sentra UKM Siola Rp740,2 juta, Sentra UKM Cito Rp103,2 juta, dan Sentra UKM ITC Rp214,2 juta.
Sedangkan di 2017, sentra UKM Merr membukukan transaksi sebanyak Rp432,2 juta, sentra UKM Siola Rp1 miliar lebih, sentra UKM Cito Rp141,4 juta, dan Sentra UKM ITC Rp261,4 juta.
"Pada November 2017 itu, kami tambah tiga sentra UKM, yaitu di Bandara, pelindo, dan park and ride. Selama dua bulan itu, di bandara membukukan transaksi Rp18 juta, di pelindo Rp27 juta, dan di Park and ride Rp2,5 juta," ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, transaksi pada Januari 2018, di sentra UKM Siola berhasil membukukan transaksi sebanyak Rp113,2 juta, Merr Rp43,2 juta, ITC Mall Rp17 juta, Delta Mall Rp6 juta, Juanda kosong karena diliburkan sementara, di Surabaya North Quay Rp20 juta dan park and ride Rp2 juta.
"Melihat transaksi itu, maka jelas bahwa perputaran ekonomi di Surabaya, juga dipengaruhi oleh UKM-UKM yang terus tumbuh subur," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya Arini Pakistyaningsih, di Surabaya, Rabu, mengatakan selama ini sudah ada tujuh sentra UKM di Surabaya yaitu di Sentra UKM Merr, Sentra UKM Siola, Sentra UKM ITC Mall, Sentra UKM Delta mall, Sentra UKM Bandara Juanda, Sentra UKM Surabaya North Quay atau Pelindo, dan Sentra UKM Park And Ride.
"Kami telah menyiapkan tiga sentra UKM. Kami targetkan bulan depan jadi sehingga nantinya akan ada 10 sentra UKM di Surabaya," katanya.
Menurut dia, masyarakat yang sudah memiliki produk hasil usaha, membutuhkan tempat untuk bisa memasarkan produknya ke pasaran sehingga penambahan sentra UKM ini diharapkan menjadi solusi tempat pemasaran dan dapat memangkas biaya sewa tempat berjualannya.
"Di sentra ini kami gratiskan biaya sewanya, kami tidak mengambil untung sepeserpun, sehingga kalau harganya produk itu Rp10 ribu, maka kami jual Rp10 ribu," katanya.
Arini juga memastikan pelaku UKM tidak langsung ujug-ujug masuk ke sentra itu, namun harus melewati beberapa proses dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Salah satunya, produk yang akan dipasarkan harus sudah layak jual, baik dari segi kualitas, rasa, dan kemasannya.
"Yang paling penting juga harus disiplin, karena kami sangat gencar pemasarannya, baik melalui daring maupun langsung. Kami juga selalu sarankan untuk mengikuti pahlawan ekonomi atau pejuang muda yang digelar setiap pekannya," katanya.
Selain itu, Arini juga mengaku telah melakukan re-branding dan re-desain di sentra UKM di Surabaya itu. Bahkan, di sentra UKM Merr selalu ada acara untuk menarik pengunjung dan pembeli ke sentra itu.
"Melalui berbagai acara itu, alhamdulillah kami berhasil menaikkan omzet para pelaku UKM yang diletakkan di sentra UKM itu," ujarnya.
Ia pun merinci kenaikan transaksi di masing-masing sentra UKM selama 2016 meliputi sentra UKM Merr membukukan transaksi sebanyak Rp 425,4 juta, Sentra UKM Siola Rp740,2 juta, Sentra UKM Cito Rp103,2 juta, dan Sentra UKM ITC Rp214,2 juta.
Sedangkan di 2017, sentra UKM Merr membukukan transaksi sebanyak Rp432,2 juta, sentra UKM Siola Rp1 miliar lebih, sentra UKM Cito Rp141,4 juta, dan Sentra UKM ITC Rp261,4 juta.
"Pada November 2017 itu, kami tambah tiga sentra UKM, yaitu di Bandara, pelindo, dan park and ride. Selama dua bulan itu, di bandara membukukan transaksi Rp18 juta, di pelindo Rp27 juta, dan di Park and ride Rp2,5 juta," ujarnya.
Sementara itu, lanjut dia, transaksi pada Januari 2018, di sentra UKM Siola berhasil membukukan transaksi sebanyak Rp113,2 juta, Merr Rp43,2 juta, ITC Mall Rp17 juta, Delta Mall Rp6 juta, Juanda kosong karena diliburkan sementara, di Surabaya North Quay Rp20 juta dan park and ride Rp2 juta.
"Melihat transaksi itu, maka jelas bahwa perputaran ekonomi di Surabaya, juga dipengaruhi oleh UKM-UKM yang terus tumbuh subur," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018