Surabaya (Antaranews Jatim) - Pengamat Ekonomi perbankan yang juga menjabat sebagai Chief Economist Standard Chatered Bank Indonesia, Aldian Taloputra mengatakan ada tiga pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018, yakni konsumsi swasta, peningkatan investasi, serta dukungan pasar global.
"Konsumsi swasta terpantu terus membaik hal ini didukung dengan usaha pemerintah yang mampu mengendalikan inflasi," kata Aldian, di Surabaya.
Aldian dalam seminar "Standard Chatered Wealth on Wealth" mengatakan dengan tiga katalis pendorong itu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 akan lebih tinggi dibanding 2017.
"Bila tahun 2017 tercatat 5,1 persen, di tahun ini saya prediksi menjadi 5,2 persen (year on year)," katanya.
Bahkan, kata dia, di tahun 2019 prediksi bisa meningkat lagi menjadi 5,4 persen, indikatornya meliputi belanja negara yang ekspansif dengan meningkatnya anggaran belanja 2018, serta meningkatnya perlindungan sosial.
Ia menyebut anggaran perlindungan sosial juga naik dari Rp228,3 triliun di tahun 2017 menjadi Rp283,8 triliun di tahun 2018.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Standard Chatered Bank Indonesia Rino Donosepoetro yang juga turut hadir dalam seminar itu mengakui tahun 2018 optimistis akan mampu meningkatkan bisnisnya.
"Tiap tahun kami ada dua hingga tiga produk baru reksadana atau produk wealth management lainnya. Targetnya di tahun ini, pertumbuhan bisnis wealth management kami bisa meningkat hingga 20 persen," tambah Rino.
Rico mengaku telah melakukan berbagai upaya setelah produknya dikeluarkan, yakni menerapkan digitalisasi untuk akses ke produk-produk wealth management tersebut.
"Digitalisasi merupakan strategi yang disiapkan dalam peningkatan pelayanan terhadap nasabah," katanya. *
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Konsumsi swasta terpantu terus membaik hal ini didukung dengan usaha pemerintah yang mampu mengendalikan inflasi," kata Aldian, di Surabaya.
Aldian dalam seminar "Standard Chatered Wealth on Wealth" mengatakan dengan tiga katalis pendorong itu, ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia 2018 akan lebih tinggi dibanding 2017.
"Bila tahun 2017 tercatat 5,1 persen, di tahun ini saya prediksi menjadi 5,2 persen (year on year)," katanya.
Bahkan, kata dia, di tahun 2019 prediksi bisa meningkat lagi menjadi 5,4 persen, indikatornya meliputi belanja negara yang ekspansif dengan meningkatnya anggaran belanja 2018, serta meningkatnya perlindungan sosial.
Ia menyebut anggaran perlindungan sosial juga naik dari Rp228,3 triliun di tahun 2017 menjadi Rp283,8 triliun di tahun 2018.
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Standard Chatered Bank Indonesia Rino Donosepoetro yang juga turut hadir dalam seminar itu mengakui tahun 2018 optimistis akan mampu meningkatkan bisnisnya.
"Tiap tahun kami ada dua hingga tiga produk baru reksadana atau produk wealth management lainnya. Targetnya di tahun ini, pertumbuhan bisnis wealth management kami bisa meningkat hingga 20 persen," tambah Rino.
Rico mengaku telah melakukan berbagai upaya setelah produknya dikeluarkan, yakni menerapkan digitalisasi untuk akses ke produk-produk wealth management tersebut.
"Digitalisasi merupakan strategi yang disiapkan dalam peningkatan pelayanan terhadap nasabah," katanya. *
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018