Pamekasan (Antaranews Jatim) - Santri sakit massal pasca-imunisasi difteri di Kabupaten Pamekasan, Pulau Madura, Jawa Timur, hingga Ahad malam meluas ke tiga pesantren dari sebelumnya dua pesantren.
"Santri yang kembali dirawat dan dirujuk ke puskesmas malam ini karena sakit dari Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur," kata staf Humas Pemkab Pamekasan Naufal kepada Antara per telepon, Minggu malam.
Para santri dari Pesantren Al-Husen itu mengalami gejala yang sama seperti yang dialami santri Al-Falah Sumber Gayam dan santri Hidayatul Mubtadiin Kadur, yakni mual, muntah-muntah, demam tinggi dan pingsan.
Mereka dirujuk ke Puskesmas Larangan, karena di Puskesmas Kadur sudah tidak muat, akibat banyak santri yang dirawat.
"Satu diantara santri yang dirawat di Puskesmas Kadur barusan juga dirujuk ke RSUD Pamekasan, karena kondisinya kian parah," ujar Nauval, menambahkan.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan Ismail Bey sebelumnya merilis, jumlah santri yang mengalami sakit massal pascaimunisasi difteri yang digelar Sabtu (10/1) itu sebanyak 80 orang.
Jumlah itu, belum termasuk pasien tambahan dari Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang malam ini juga dirujuk ke Puskesmas Larangan.
Menurut dokter yang menangani santri sakit massal di Puskesmas Larangan, Pamekasan yakni dr Nanang Suyanto, saat ini, kondisi puskesmas membeludak, karena ada pasien tambahan.
"Kami masih berupaya mencari bed tambahan untuk pasien, dan hingga malam ini pasien terus berdatangan," ujarnya di Pamekasan, Minggu malam.
Puskesmas Larangan merupakan satu dari tiga puskesmas yang disediakan Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan untuk merawat santri sakit massal pascaimunisasi difteri itu.
Dua puskesmas lainnya adalah Puskesmas Kadur dan Puskesmas Galis, serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Kasus santri sakit massal di Kecamatan Kadur, Pamekasan pascaimunisasi difteri ini, meresahkan para orang tua santri, karena gejala yang dialami pasien tidak hanya mual, muntah dan demam tinggi, akan tetapi juga pingsan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Santri yang kembali dirawat dan dirujuk ke puskesmas malam ini karena sakit dari Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur," kata staf Humas Pemkab Pamekasan Naufal kepada Antara per telepon, Minggu malam.
Para santri dari Pesantren Al-Husen itu mengalami gejala yang sama seperti yang dialami santri Al-Falah Sumber Gayam dan santri Hidayatul Mubtadiin Kadur, yakni mual, muntah-muntah, demam tinggi dan pingsan.
Mereka dirujuk ke Puskesmas Larangan, karena di Puskesmas Kadur sudah tidak muat, akibat banyak santri yang dirawat.
"Satu diantara santri yang dirawat di Puskesmas Kadur barusan juga dirujuk ke RSUD Pamekasan, karena kondisinya kian parah," ujar Nauval, menambahkan.
Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan Ismail Bey sebelumnya merilis, jumlah santri yang mengalami sakit massal pascaimunisasi difteri yang digelar Sabtu (10/1) itu sebanyak 80 orang.
Jumlah itu, belum termasuk pasien tambahan dari Pesantren Al-Husen, Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan yang malam ini juga dirujuk ke Puskesmas Larangan.
Menurut dokter yang menangani santri sakit massal di Puskesmas Larangan, Pamekasan yakni dr Nanang Suyanto, saat ini, kondisi puskesmas membeludak, karena ada pasien tambahan.
"Kami masih berupaya mencari bed tambahan untuk pasien, dan hingga malam ini pasien terus berdatangan," ujarnya di Pamekasan, Minggu malam.
Puskesmas Larangan merupakan satu dari tiga puskesmas yang disediakan Dinas Kesehatan Pemkab Pamekasan untuk merawat santri sakit massal pascaimunisasi difteri itu.
Dua puskesmas lainnya adalah Puskesmas Kadur dan Puskesmas Galis, serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Kasus santri sakit massal di Kecamatan Kadur, Pamekasan pascaimunisasi difteri ini, meresahkan para orang tua santri, karena gejala yang dialami pasien tidak hanya mual, muntah dan demam tinggi, akan tetapi juga pingsan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018