Jakarta, (Antara) - Kelompok militan bersenjata Filipina, Front Pembebasan Islam Moro (MILF), mengupayakan pembebasan warga Negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaff di wilayah Filipina Selatan.

Hal itu disampaikan Ketua Moro Islamist Liberation Front Murad Ebrahem usai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis, guna meminta bantuan untuk mewujudkan perdamaian di Mindanao.

"Kami tahu masih ada beberapa orang Indonesia yang masih disandera di Filipina selatan, dan kami akan berusaha sekuat tenaga untuk membebaskan mereka," kata Ebrahem di Kantor Wakil Presiden Jakarta.

Dia menambahkan pihaknya terus melakukan pengawasan terhadap kelompok militan Abu Sayyaf yang menyandera beberapa warga, termasuk di antaranya WNI.

Hingga kini masih terdapat tiga WNI, yang merupakan pekerja kapal milik warga Malaysia, disandera di Filipina selatan oleh kelompok militan Abu Sayyaf sejak awal November 2016.

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri telah berhasil dua dari lima WNI yang disandera oleh kelompok militan Abu Sayyaf. Kedua WNI tersebut, yang bernama La Utu bin Raali dan La Hadi bin La Adi, telah dikembalikan ke pihak keluarga masing-masing.

La Utu dan La Hadi adalah WNI yang bekerja sebagai nelayan di kapal penangkap ikan di Sabah, Malaysia. Keduanya diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan pada 5 November 2016. Keduanya berhasil dibebaskan pada 19 Januari 2018 lalu.

Sejak 2016, sebanyak 32 WNI telah disandera di Filipina Selatan dan 29 orang di antaranya telah berhasil dibebaskan. Sementara itu, tiga WNI lain hingga kini asih berada di bawah tahanan kelompok militan Abu Sayyaf.(*)

Pewarta: Fransiska Ninditya

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018