Surabaya (Antaranews Jatim) - Ratusan pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah dan Karang Taruna Kota Surabaya menggelar aksi tolak kekerasan terhadap anak di depan gedung Siola, Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Senin pagi.

Ketua Karang Taruna Surabaya M. Arifan mengatakan aksi bertemakan "Lindungi Anak Surabaya dari Penculikan dan Kekerasan" kali ini berawal dari maraknya aksi penculikan anak yang terjadi akhir-akhir ini.

"Tujuan dari aksi ini agar para orang tua bisa menjaga anak-anaknya dengan baik. Jangan sampe orang tua teledor sehingga anakknya menjadi korban penculikan atau kekerasan," kata M. Arifan.

Para pelajar tersebut membawa sejumlah poster bertuliskan "lindungi kami anak Indonesia", "jangan buat adikku menangis", "stop kekerasan terhadap anak", "kami bersama anak-anak Surabaya" dan lainnya.

Menurut dia, maraknya aksi penculikan yang terjadi akhir-akhir ini perlu disikapi semua pihak, tidak hanya orang tua, tapi juga masyarakat di sekitar lingkungan perkampungan atau perumahan.

"Semua harus ikut menjaga agar anak-anak kita terhindar dari aksi penculikan dan kekerasan," ujarnya.

Aksi kali ini, lanjut dia, selain mengingatkan kepada para orang tua untuk menjaga anaknya, juga para guru untuk menjaga siswanya dan penegak hukum khususnya Kepolisian agar mengusut pihak pihak yang melakukan kekerasan pada anak dengan modus penculikan, pemukulan, tindakan menelantarkan anak dan eksploitasi anak.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mendorong Pemerintah Kota Surabaya ikut andil mensosialisasikan kepada para orang tua di Surabaya agar bisa menjaga anak-anaknya.

"Bila perlu pihak kepolisian memberikan hukuman yang berat kepada para penculik anak yang tertangkap," katanya.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kota Surabaya Muflih Ramadhan mengatakan dalam aksi kali ini, pihaknya mendukung dan mendesak Polrestabes Kota Surabaya untuk mengusut tuntas dan menemukan penculik yang menimpa Venessa, siswa SD Muhammadiyah Surabaya beberapa waktu lalu.

"Kami berharap aparat penegak hukum memberikan putusan yang seberat beratnya pada pihak pihak tertentu yang melakukan tindakan kekerasan pada anak, yang demikian ini bagian dari efek jera agar tidak terjadi peristiwa kembali dikemudian hari," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau kepada orang tua dan guru agar bersama-sama, menjaga kebersamaan dengan selalu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak.

Begitu juga instansi terkait khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya bersama dengan elemen masyarakat agar bisa terus melakukan sosialisasi ke sekolah -sekolah bagamana cara mengantisipasi tindakan kekerasan kepada anak sejak dini.

"Aksi keprihatinan kami ini sebagai bentuk gerakan stop kekerasan pada anak dan usut tuntas pelakunya," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018