Surabaya (Antaranews Jatim) - Caretaker Vice President Operator XL Axiata Region East, Mochamad Imam Mualim, mengatakan total pelanggan XL yang sudah melakukan registrasi prabayar sesuai program pemerintah masih sekitar 30 persen, atau 19 juta pelanggan.

"Itu merupakan data nasional dari sekitar 60 juta lebih kartu XL yang beredar, dan kami akan terus dorong para pelanggan untuk melakukan registrasi prabayar dengan beberapa program menarik dan menguntungkan," kata Imam di Surabaya, Rabu.

Imam yang ditemui saat peluncuran program paket "Xtra Kuota" di salah satu hotel di Surabaya mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya dalam mendukung suksesnya program pemerintah.

Salah satu upaya itu, kata dia, dengan selalu mengingatkan pelanggan operator XL untuk segera melakukan registrasi prabayar sebelum jatuh tempo atau batas waktu registrasi.

Upaya yang dilakukan, kata dia, melalui berbagai acara terbuka yang digelar XL di lapangan maupun melalui pesan singkat yang langsung ke sejumlah nomor, ditambah dengan mempermudah pelanggan melakukan registrasi.

General Manager Sales Operation XL Axiata area Jawa Timur, Hiasinta H Paembonan mengatakan beberapa program yang telah diberikan kepada pelanggan dalam mendukung keputusan pemerintah registrasi prabayar salah satunya memberikan bonus data.

"Kami berikan bonus khusus pada saat-saat tertentu kepada pelanggan yang melakukan registrasi prabayar, yakni memberikan paket data sebesar 500 MB," katanya.

Ia berharap, dengan berbagai upaya dan program tersebut pelanggan bisa segera melakukan registrasi prabayar dan menyukseskan program pemerintah.

Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan batas akhir pendaftaran atau registrasi kartu prabayar adalah 28 Februari 2018.

Ia mengatakan, registrasi kartu prabayar adalah bagian dari menyehatkan industri telekomunikasi karena penyedia jasa layanan tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk mencetak kartu "SIM" baru.

"Kami ingin menyehatkan industri telekomunikasi, sebab setiap tahun industri seluler membeli kartu `Subscriber Identity Module` (SIM) lebih 500 juta. Itu yang dipakai pelanggan tidak lebih 100 juta," ujar Rudiantara di Jakarta.

Ia mengatakan pengguna kartu SIM memiliki perilaku membeli baru, memakai, lalu membuang kartu untuk mencari harga layanan data termurah, dan operator pun melayani kebiasan pengguna tersebut sehingga mengakibatkan ketidakefisienan dalam manajemen kartu SIM.

Meski diakui, setelah program registrasi kartu prabayar pembelian kartu SIM akan turun menjadi 300 atau 400 juta, namun dapat menghemat hingga 150 juta dolar AS atau sekitar Rp2 triliun, dan industri telekomunikasi lebih sehat. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018