Bondowoso (Antara) - Operasi pasar yang dilakukan Bulog Sub-Divre Bondowoso, Jawa Timur, untuk menekan harga beras sejauh ini belum memberi pengaruh karena harga beras di masyarakat masih cukup tinggi.
"Bulog bersama dinas terkait akan terus melakukan stabilisasi harga beras medium lewat operasi pasar hingga harga beras stabil (turun harga)," ujar Kepala Sub-Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) Bondowoso Adhekan di Bobdowoso, Jumat.
Selama ini, lanjut dia, operasi pasar untuk menstabilkan harga beras telah dilakukan di dua wilayah kerja Bulog, yakni di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo. Bulog juga bekerja sama dengan distributor beras dan mitra kerja untuk menjual beras medium kepada masyarakat dengan harga di bawah harga di pasaran.
Ia menyebutkan, beras medium yang dijual dalam operasi pasar maupun yang dikerjasamakan dengan distributor serta mitra Bulog dijual di bawah harga eceran tertinggi, yakni Rp9.350 per kilogram.
"Ada sekitar 3.000 ton beras medium yang digelontorkan oleh Bulog untuk operasi pasar di dua kabupaten, jumlah tersebut akan ditambah sampai harga beras mampu ditekan menjadi stabil," katanya.
Adhekan menambahkan, tingginya harga beras saat ini karena pengaruh dari minimnya atau berkurangnya gabah di tingkat petani yang belum memasuki masa panen dan banyak petani yang gagal panen.
"Jika dalam satu hektare tanaman padi berpotensi gabahnya memperoleh enam ton, namun saat ini hanya berkisar empat hingga hampir lima ton saja," ujarnya.
Sementara Rosi, salah seorang pemilik toko pengecer di Kecamatan Tamanan, Bondowoso, menyampaikan bahwa beras di tokonya masih cukup dan dirinya menjual dengan harga Rp10.500 per kilogram untuk kualitas medium atau biasa, sedangkan untuk kualitas super harga tertinggi mencapai 12.700 rupiah per kilogram.
"Karena kami belinya agak mahal, jadi tetap kami jual beras medium Rp10.500 per kilogramnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Bulog bersama dinas terkait akan terus melakukan stabilisasi harga beras medium lewat operasi pasar hingga harga beras stabil (turun harga)," ujar Kepala Sub-Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) Bondowoso Adhekan di Bobdowoso, Jumat.
Selama ini, lanjut dia, operasi pasar untuk menstabilkan harga beras telah dilakukan di dua wilayah kerja Bulog, yakni di Kabupaten Bondowoso dan Situbondo. Bulog juga bekerja sama dengan distributor beras dan mitra kerja untuk menjual beras medium kepada masyarakat dengan harga di bawah harga di pasaran.
Ia menyebutkan, beras medium yang dijual dalam operasi pasar maupun yang dikerjasamakan dengan distributor serta mitra Bulog dijual di bawah harga eceran tertinggi, yakni Rp9.350 per kilogram.
"Ada sekitar 3.000 ton beras medium yang digelontorkan oleh Bulog untuk operasi pasar di dua kabupaten, jumlah tersebut akan ditambah sampai harga beras mampu ditekan menjadi stabil," katanya.
Adhekan menambahkan, tingginya harga beras saat ini karena pengaruh dari minimnya atau berkurangnya gabah di tingkat petani yang belum memasuki masa panen dan banyak petani yang gagal panen.
"Jika dalam satu hektare tanaman padi berpotensi gabahnya memperoleh enam ton, namun saat ini hanya berkisar empat hingga hampir lima ton saja," ujarnya.
Sementara Rosi, salah seorang pemilik toko pengecer di Kecamatan Tamanan, Bondowoso, menyampaikan bahwa beras di tokonya masih cukup dan dirinya menjual dengan harga Rp10.500 per kilogram untuk kualitas medium atau biasa, sedangkan untuk kualitas super harga tertinggi mencapai 12.700 rupiah per kilogram.
"Karena kami belinya agak mahal, jadi tetap kami jual beras medium Rp10.500 per kilogramnya," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018