Madiun (Antaranews Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre IV Madiun siap menggelar operasi pasar (OP) beras di wilayah kerjanya guna menekan tingginya harga komoditas tersebut di pasaran saat ini.

"Bulog siap menggelontorkan beras sebanyak-sebanyaknya ke pasaran untuk menstabilkan harga beras saat ini. Berapapun butuhnya, kami siap," ujar Kepala Bulog Sub Divre IV Madiun Heriswan saat kegiatan pelepasan beras medium Bulog untuk OP stabilkan harga di Gudang Bulog Nambangan Kidul, Kota Madiun, Jatim, Selasa.

Menurut dia, beras medium tersebut akan didistribusikan ke pedagang grosir beras yang ada di wilayanya dengan melibatkan Dinas Perdagangan pemda dan tim satgas pangan setempat.

"Sejauh ini yang menyatakan telah siap menggelar OP adalah Pemkot Madiun. Untuk Pemkab Madiun dan Ngawi masih dikoordinasikan," kata dia.

Dikatakannya, Bulog Madiun saat ini memiliki stok beras medium sekitar 9.000 ton beras. Beras tersebut siap didistribusikan ke titik manapun yang membutuhkan, baik di tingkat kelurahan, desa, hingga dusun. Stok tersebut juga cukup untuk empat bulan ke depan.

"Kami diperintah oleh Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan OP sampai Maret, tapi stok kami saat ini cukup sampai empat bulan ke depan," kata dia.

Heriswan menjelaskan, selama ini operasi pasar yang dilaksanakan Bulog Madiun dengan berbagai instansi terkait ke pasar-pasar selalu habis diserap warga. Namun, cara OP tersebut dinilai belum cukup gereget atau belum signifikan menurunkan harga.

Karena itu, Kementerian Perdangang meminta Bulog melaksanakan OP dengan menggandeng mitranya yaitu para pedagang beras yang ada di daerah setempat. Sesuai dengan SK Mendag terbaru, harga eceran tertinggi (HET) yang dipatok dalam OP tersebut adalah Rp9.450 per kilogram.

"Tapi dalam OP kali ini HET yang kami lepas adalah RpRp9.350 per kilogram, Rp100 di bawah patokan," ungkap Heriswan.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Madiun Gaguk Hariyono mengatakan, OP beras kali ini akan menyasar para pedagang grosir di Pasar Besar dan Pasar Sleko Madiun. Kedua pasar tersebut dipilih karena memang menjadi pusat pembelian beras oleh masyarakat.

"Nanti beras OP akan langsung dijual ke pedagang dengan harga yang sudah ditetapkan, sehingga warga bisa membeli dengan harga di bawah HET," kata Gaguk.

Disinggung berapa lama OP akan digelar, ia mengaku tergantung situasi di pasaran. Jika harga beras masih tinggi maka OP akan dilanjut. Sebaliknya, jika harga beras sudah turun ke kondisi normal, maka OP akan dicabut.

Sesuai pantauan, harga beras medium jenis IR 64 di pasaran Kota Madiun saat ini masih berkisar Rp10.500 hingga Rp12.000 per kilogram. Harga tersebut tergolong tinggi dari normalnya yang mencapai Rp8.500 hingga Rp9.000 per kilogram. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018