Surabaya (Antaranews Jatim) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengunjungi keluarga almarhum Shodiqun (39), pendamping sekaligus Koordinator Kecamatan Program Keluarga Harapan (PKH) yang gugur saat bertugas di Desa Duri Kulon, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
     
Shodiqun meninggal dunia akibat tersambar petir dalam perjalanan usai mengurus kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) milik para Keluarga Penerima Manfaat peserta PKH, pada 21 Desember lalu. 
     
"Mudah-mudahan anak-anak yang ditinggalkan diberi Allah kemudahan dalam mencari ilmu yang setinggi-tingginya. Dijadikan anak yang saleh-salihah, manfaat, dan berkah," ucap Khofifah, melalui siaran pers yang diterima wartawan di Surabaya, Minggu, 
     
Menteri Khofifah mengunjungi kediaman keluarga alamarhum tanpa didampingi ajudan dan pengawalan pada sekitar pukul 19.30 WIB, Sabtu (30/12). Kehadirannya disambut isak tangis istri almarhum dan keluarganya serta rekan-rekan Shodiqun, sesama pendamping PKH.
     
Khofifah terlihat sangat terpukul, terlebih setelah melihat ketiga anak almarhum yang belum dewasa. 
     
Dalam kesempatan itu, Menteri Khofifah berpesan kepada pendamping PKH lainnya agar tetap menjaga kekompakan dan meneladani Shodiqun yang terbukti memiliki integritas serta totalitas dalam bertugas.
     
"Semoga keteladanan Pak Shodiqun menjadi spirit bagi kita semua, karena ini menjadi pendamping PKH adalah tugas yang sangat mulia," katanya.
     
Pendamping PKH, lanjut dia, merupakan frontliner atau titik terdepan dari gerakan pengentaskan kemiskinan. Sebelum pamit, Menteri Khofifah memberikan santunan kepada keluarga almarhum Shodiqun, yang disebutnya sebagai "Sapaan Duka Cita". 
     
Almarhum Shodiqun di mata rekan-rekannya sesama pendamping PKH dikenal sebgai pribadi yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas, selalu bersemangat dan tak pernah mengeluh.
     
"Kami bersama teman-teman sesama pendamping PKH merasa sangat kehilangan atas kepergiannya. Beliau orang baik dan rajin dalam bertugas," ujar Hadi Purwanto, salah seorang pendamping PKH asal desa setempat.
     
Suwasih, istri Shodiqun, menyebut almarhum sebagai suami, sekaligus ayah bagi anak-anaknya, yang penyabar. "Atas nama keluarga almarhum, kami mohon maaf bila suami saya punya kesalahan, serta mohon doanya," katanya. (*) 

Pewarta: Hanif N

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017