Probolinggo (Antaranews Jatim) - Kepiting rajungan yang digunakan industri rumahan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dipasok dari luar daerah karena hasil tangkapan nelayan di wilayah setempat sangat minim.

Salah seorang pemilik industri rumahan rajungan Dodik Budi Wahyu, Jumat, di Probolinggo, mengatakan persediaan kepiting rajungan untuk industri rumahan di Probolinggo mayoritas dipasok dari luar daerah.

"Kabarnya nelayan di Probolinggo masih kesulitan mendapatkan rajungan, meskipun fenomena angin Gending atau masa paceklik sudah berakhir," katanya.

Setiap hari, "home industry" di Kecamatan Sumbersari itu membutuhkan sekitar 1-2 kuintal kepiting rajungan untuk diambil dagingnya, namun tangkapan nelayan lokal rata-rata berkisar 2-10 kilogram per hari.

"Kami terpaksa membeli dari nelayan di Sumbawa, Nusa Tengga Barat yang melimpah hasil tangkapan rajungannya, bahkan harganya lebih murah dibandingkan kepiting rajungan lokal Probolinggo," tuturnya.

Ia mengatakan harga rajungan dari Sumbawa dipatok antara Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram, sedangkan rajungan lokal harganya berkisar Rp50 ribu sampai Rp55 ribu per kilogram, namun kualitas rajungan lokal lebih bagus.

"Kualitas rajungan lokal lebih baik dibandingkan dari Sumbawa, namun stoknya sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan industri rumahan kami, sehingga tidak bisa mengandalkan stok lokal saja," katanya.

Wakil Ketua Forum KUB Nelayan Kabupaten Probolinggo itu menjelaskan nelayan tidak bisa sembarangan menangkap rajungan karena ada aturan yang menyatakan bahwa penangkapan lobster, kepiting, dan rajungan dibatasi berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 1/2015.

"Nelayan tidak boleh menangkap rajungan yang ukurannya masih kecil yang tujuannya untuk menjaga ekosistem laut dan menjamin ketersediaan tiga jenis hewan laut itu di kemudian hari," uajrnya.

Daging rajungan yang dikelola industri rumahan di Kabupaten Probolinggo itu selanjutnya dijual ke pabrik pengolahan rajungan dan juga eksportir di Surabaya yang kemudian daging rajungan Probolinggo diekspor mulai dari kawasan Asia hingga ke Amerika.

"Informasi yang kami dapat, olahan daging rajungan paling banyak diekspor ke Amerika, karena harga jualnya lebih tinggi," katanya, menambahkan. (*)


Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017