Surabaya (Antara Jatim) - Alumni Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Petra Surabaya menggelar pergelaran busana batik di Dolly Saiki Point, Surabaya, Kamis guna memunculkan citra positif eks lokalisasi.
Kegiatan itu dilakukan bersama fashion fotografi dan bertajuk "Terima kasih Bunda Semangatmu adalah lnspirasi dan Motivasi Kami".
Penanggung jawab acara, Luri Renaningtyas mangatakan kontrubusi yang diwujudkan dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya ini, merupakan upaya untuk memunculkan citra positif di eks lokalisasi tersebut.
"Dalam serangkaian acara, kami menampilkan enam model dari mahasiswa UK Petra yang menampilkan 12 baju batik dan sepatu asli karya masyarakat dan UKM di dolly," kata wanita yang juga dosen DKV UK Petra.
Selain pagelaran busana, acara yang digelar di bekas lokalisasi terbesar di Indonesia itu, juga terdapat 15 buah fashion fotografi bertema "Dollymorphosa" karya alumni DKV UK Petra Surabaya.
Fotografer Dollymorphosa Gracia Asterina mengungkapkan karya fotonya merupakan tugas akhir, dan dalam perhelatan ini merupakan upaya promosi produk dan lebih mengunggulkan human inters keadaan Dolly pasca penutupan tiga tahun silam.
"Karya ini menggambarkan seorang model mengenakan busana batik dan dipotret di beberapa tempat kawasan Dolly, dengan latar belakang kehidupan masyakarat sekitar. Batik yang dikenakan model, juga merupakan beberapa karya UKM Dolly seperti Alpujabar, Jarak Arum dan Canting Surya," ujarnya.
Ia mengemukakan, alasan kenapa dirinya lebih mempromosikan ke dalam tampilan visual fashion fotografi yang segar karena dirinya ingin menyasar kalangan anak muda, agar nilai-nilai batik yang unik dengan menceritakan latar belakang kehidupan dan budaya dapat dikenal oleh anak muda.
"Konsep yang saya usung dalam tema Dolly dan metamorphosa ini sangat melekat di setiap detail foto, mulal dari 'wardrobe' yang dikenakan model, pemilihan Iokasi bahkan simbolisasi waktu, pagi dan malam. Model mengenakan batik dengan 'setting background' kampung Dolly yang legendaris," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kegiatan itu dilakukan bersama fashion fotografi dan bertajuk "Terima kasih Bunda Semangatmu adalah lnspirasi dan Motivasi Kami".
Penanggung jawab acara, Luri Renaningtyas mangatakan kontrubusi yang diwujudkan dengan menggandeng Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya ini, merupakan upaya untuk memunculkan citra positif di eks lokalisasi tersebut.
"Dalam serangkaian acara, kami menampilkan enam model dari mahasiswa UK Petra yang menampilkan 12 baju batik dan sepatu asli karya masyarakat dan UKM di dolly," kata wanita yang juga dosen DKV UK Petra.
Selain pagelaran busana, acara yang digelar di bekas lokalisasi terbesar di Indonesia itu, juga terdapat 15 buah fashion fotografi bertema "Dollymorphosa" karya alumni DKV UK Petra Surabaya.
Fotografer Dollymorphosa Gracia Asterina mengungkapkan karya fotonya merupakan tugas akhir, dan dalam perhelatan ini merupakan upaya promosi produk dan lebih mengunggulkan human inters keadaan Dolly pasca penutupan tiga tahun silam.
"Karya ini menggambarkan seorang model mengenakan busana batik dan dipotret di beberapa tempat kawasan Dolly, dengan latar belakang kehidupan masyakarat sekitar. Batik yang dikenakan model, juga merupakan beberapa karya UKM Dolly seperti Alpujabar, Jarak Arum dan Canting Surya," ujarnya.
Ia mengemukakan, alasan kenapa dirinya lebih mempromosikan ke dalam tampilan visual fashion fotografi yang segar karena dirinya ingin menyasar kalangan anak muda, agar nilai-nilai batik yang unik dengan menceritakan latar belakang kehidupan dan budaya dapat dikenal oleh anak muda.
"Konsep yang saya usung dalam tema Dolly dan metamorphosa ini sangat melekat di setiap detail foto, mulal dari 'wardrobe' yang dikenakan model, pemilihan Iokasi bahkan simbolisasi waktu, pagi dan malam. Model mengenakan batik dengan 'setting background' kampung Dolly yang legendaris," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017