Ponorogo (Antara Jatim) – Sebanyak enam Kepala Keluarga (KK) di kawasan rawan bencana longsor Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengungsi di rumah darurat karena muncul retakan tanah di pekarangan dan lantai rumah mereka.

Keenam KK tersebut adalah keluarga Menan, Jimin, Paerah, Jemari, Wiji dan Katemi. Sejak beberapa hari lalu mereka menempati bilik-bilik rumah darurat yang sebelumnya digunakan mengungsi korban bencana longsor di desa tersebut April 2017 lalu.

“Kami takut tinggal di rumah karena muncul retakan baru. Retakan tidak hanya terjadi di pekarangan tapi juga di lantai rumah. Saya khawatir rumah saya longsor, maka sekarang tinggal di pengungsian ini,” kata Paerah, Selasa (19/12).

Rumah Paerah berada di dekat lokasi bencana longsor yang menimbun dan menewaskan 28 orang warga 1 April 2017 lalu. Beberapa hari lalu dia mengaku kaget saat bangun tidur mengetahui retakan tanah yang muncul di pekarangan, teras dan lantai rumah.

Pengungsi lain, Menan mengungkapkan hal senada. Pekarangan dan lantai rumahnya mengalami retak-retak, sehingga dia khawatir terjadi longsor susulan.

“Saya sementara pilih tinggal di tempat pengungsian ini, karena takut terjadi bencana longsor lagi. Namun ternak kambing saya biarkan tetap berada di kandang dekat rumah,” kata Menan.

Menurut Menan keberadaan enam KK yang rumahnya rawan longsor dan sekarang tinggal di pengungsian itu sudah diketahui oleh perangkat desa. Kebutuhan makan para pengungsi, kata Menan sudah dicukupi oleh pemerintah desa.

“Kebutuhan makan seperti beras, minyak goreng, gula dan kebutuhan lain sudah dicukupi. Namun kami belum tahu bagaimana nasib kami selanjutnya, apakah akan dibuatkan rumah di lokasi lain seperti pengungsi korban longsor sebelumnya, kami belum tahu,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Banaran Sarnu mengatakan sudah melakukan koordinasi dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ponorogo.

“Saya hanya bisa melakukan koordinasi dengan BPBD, tidak tahu bagaimana nanti solusinya. Apakah bila tempat tinggal sudah dinyatakan aman, mereka dikembalikan lagi ke rumah masing-masing ataukah perlu dibuatkan rumah baru di tempat yang lebih aman, saya belum tahu,” kata Sarnu. (*)

Pewarta: Siswowidodo

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017