Banten, (Antara) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membantah dan menegaskan tidak pernah ada konsultasi dengan Duta Besar Amerika Serikat Joseph Donovan terkait pengakuan negaranya atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Pernyataan Menlu RI tersebut disampaikan di sela-sela Bali Democracy Forum (BDF) Ke-10 di Gedung Indonesia Conference and Exhibition (ICE) Serpong, Banten, Kamis, untuk membantah klaim Dubes Donovan dalam siaran per resmi tentang pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang dimuat dalam laman Kedubes AS di Indonesia.

"Saya ingin sekali tegaskan konsultasi ini maksudnya apa, bahwasanya benar Amerika bertemu dengan saya, ya, karena saya panggil, dan yang saya sampaikan adalah posisi Indonesia untuk disampaikan kepada pemerintahnya," tutur Retno.

Menlu RI telah memanggil Dubes Donovan pada Senin (4/12) untuk menanyakan kebenaran informasi Presiden AS Trump akan mengumumkan pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, dan saat itu dia menyampaikan belum ada keputusan final dari pemerintah AS.

"Kemarin saya telepon lagi, saya menanyakan apakah betul sudah ada kepastian itu. Dia mengatakan iya, kemudian saya menanyakan beberapa hal di situ, dan saya katakan saya ingin bicara dengan 'Secretary Tillerson'," kata dia.

Setelah itu, pada Rabu malam (6/12), Menlu Retno berhasil berbicara dengan Menlu AS Rex Tillerson melalui sambungan telepon dan kembali menyampaikan posisi Indonesia yang menyayangkan dan meminta AS membatalkan rencana memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem karena hal itu bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan akan membahayakan proses perdamaian Palestina-Israel.

"Jadi saya ingin meluruskan bahwa konsultasi itu tidak ada, yang ada adalah komunikasi yang dimulai dari Indonesia dengan memanggil Duta Besar Amerika untuk menyampaikan posisi kita, untuk disampaikan pada 'capital'-nya dan dia membawa pesan dari 'capital'-nya," ungkapnya.

Dalam pernyataan resmi yang dimuat pada laman Kedubes AS di Indonesia, Dubes Donovan mengatakan dirinya telah berkonsultasi dengan para teman, mitra, dan sekutu AS, termasuk Indonesia, sebelum Presiden Trump mengeluarkan keputusannya.

Presiden Trump mengumumkan secara resmi pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu (6/12) pukul 13.00 waktu Washington DC atau Kamis pukul 01.00 WIB.

Indonesia mengutuk langkah Amerika tersebut karena membahayakan proses perdamaian Palestina dan Israel serta akan menyebabkan instabilitas di kawan Timur Tengah.

Kecaman keras disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis pagi, dan juga Menlu Retno Marsudi di dalam pidato pembukaan BDF Ke-10.(*)

Pewarta: Azizah Fitriyanti

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017