Surabaya (Antara Jatim) - Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Rabu menyosiasilasikan pencegahan terhadap virus leptospirosis kepada warga Surabaya melalui program sahabat keluarga (SAGA).

Sosialiasi itu diberikan kepada warga RT 03 RW 01 kelurahan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya, guna meningkatkan kepedulian masyarakat tentang virus yang menyebabkan satu orang di kota itu meninggal dunia.

Ketua Pelaksana SAGA Ahmad Ilham Wahyudi di sela kegiatan mengatakan, sebelum melakukan pendampingan dan sosialiasi ke masyarakat, timnya melakukan survei ke lapangan.

"Survei ini melihat kebutuhan keluarga atau warga setempat. Dari survei itu ada tiga poin yang dihasilkan," kata dia.

Pertama, kata Ilham melihat lokasi. Ternyata di Kejawan Putih Tambak ini banyak warga yang berprofesi sebagai pengepul sampah. Kedua dari sisi ekonomi.

"Warga di sini rata-rata ekonomi menengah ke bawah. Kami harus berupaya meningkatkan ekonomi warga," kata mahasiswa Profesi Ners ini.

Terakhir ialah minat untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Ilham, minat warga sekitar terhadap kebersihan minim. Rata-rata sampah ditimbun, kalau sudah mulai busuk baru ada tindakan. "Dengan kondisi ini, lingkungan sekitar ada potensi muncul virus leptospirosis," katanya.

Ilham menjelaskan, gejala virus leptospirosis hampir sama dengan meriang. Untuk menjadi inveksi dibutuhkan waktu antara 3-4 hari. Kalau kondisinya drop, waktu infeksi bisa lebih cepat sehari.

Dengan 37 mahasiswa yang terlibat, sejumlah program sudah disiapkan. Di antaranya mengolah sampah menjadi produk bernilai jual, membuat bank sampah, budidaya tanaman toga dengan model hidroponik, dan pembagian puluhan poster seruan pencegahan leptospirosis.

Dekan FIK UM Surabaya Mundakir mengatakan, program SAGA menginjak tahun kedua. Sebanyak lima kelurahan telah mendapat pendampingan. Ini untuk mewujudkan masyarakat sehat melalui lingkungan terkecil, yaitu keluarga.

"Kalau lingkungan Kelurahan Kejawen Putih bersih, tidak akan mendatangkan tikus yang membawa virus leptospirosis. Apalagi musim penghujan seperti sekarang ini," ujarnya.

Dia mengungkapkan, program SAGA yang ditangani mahasiswa FIK UM Surabaya di tiap kelurahan berbeda-beda. Menyesuaikan kebutuhan masyarakat. "Di sini membutuhkan pengelolaan sampah, pemanfaatan lahan, terus pencegahan virus leptospirosis," tuturnya.(*)
Video Oleh Willy Irawan
 

Pewarta: willy irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017