Malang (Antara Jatim) - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengajak mahasiswa untuk berinvestasi sejak dini melalui kegiatan edukasi dan literasi pasar modal, khususnya pasar modal syariah.

Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro, Kamis mengatakan cara paling efektif untuk mendiseminasikan terkait perlunya berinvestasi di pasar modal sejak dini, terutama pasar modal syariah, dengan memberikan edukasi pada mahasiswa dan dosen.

"Melalui pelatihan dan literasi pasar modal ini semua peserta, terutama para dosen dapat menjalankan peran pentingnya dalam proses penyebaran ilmu pasar modal syariah dengan menyampaikan kembali materi yang telah mereka pelajari kepada orang-orang di lingkungan sekitar maupun mahasiswa," kata Legowo di Malang, Jawa Timur.

Ia mengemukakan selama November 2017, MAMI menyelenggarakan dua kali edukasi pasar modal syariah di Jawa Timur, yakni di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya (7/11) dan di Universitas Brawijaya Malang, Kamis (30/11).

Menurut dia, kegiatan edukasi dan literasi kepada mahasiswa tersebut merupakan bagian dari aktivitas Unit Pengelola Investasi Syariah (UPIS) MAMI dan Universitas Brawijaya yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selain memberikan edukasi dan literasi tentang bursa efek, MAMI juga mendorong penjualan reksadana syariah, sebab pangsa potensi pasarnya tinggi, namun lterasi dan inklusinya masih rendah. "Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 OJK, tingkat literasi pasar modal syariah di Indonesia hanya 0,02 persen dan tingkat inklusi hanya 0,01 persen," ujarnya.

Padahal, lanjutnya, sekarang tidak ada lagi alasan bagi masyarakat untk tidak berinvestasi hanya karena tidak mampu membeli produk reksdana karena sudah ada produk reksadana mikro. Reksadana mikro yang dikelola MAMI, ada yang bisa dibeli hanya dengan Rp10.000, yakni Manulife Syariah Sukuk Indonesia.

Untuk memasarkan produk reksadana pada investor pemula, katanya, selain aspek keterjangkauan, produk dipilih juga yang berisiko rendah, bahkan hampir sama dengan investasi deposito. Bedanya, investasi syariah yang dikelola MAMI tidak ada unsur riba dan aman.

Menurut dia, mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, maka cara yang paling efektif menjual produk reksadana syariah berbasis sukuk karena berpendapatan tetap dan berbasis syariah. Bahkan, hingga September 2017, penjualan reksadana syariah di MAMI, cukup besar, yakni berkonstribusi 13 persen dari total dana kelolaan produk reksadana sebesar Rp20 triliun.

Total dana kelolaan MAMI hingga Sepetember 2017 mencapai Rp60 triliun, meningkat signifikan bila dibandingkan posisi awal Januari 2017 yang mencapai Rp51,5 triliun.

Kontribusi dana kelolaan tiga produk reksadana syariah yang dikelola MAMI masing-masing adalah Manulife Sukuk Indonesia sebesar Rp331 miliar, Manulife Syariah Sektoral Amanah yang berbasis saham syariah dengan dana kelolaan Rp441 miliar, dan Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS sebesar 147 juta Dolar AS atau sekitar Rp2 triliun.

"Meski dana yang kami kelola dari tiga produk syariah, baik litearsi maupun inklusinya masih rendah kalau kita bandingkan dengan jumlah umat Muslim di Tanah Air. Oleh karenanya, masih ada peluang yang lebar untuk meningkatkan penjualannya," tuturnya.(*)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017