Bangkalan (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertapahorbun) Pemkab Bangkalan, Jawa Timur, meminta petani di wilayah itu optimal menanam padi guna mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah pusat.

Kasubbag Program Dispertapahorbun Bangkalan Moeh Ridhwan di Bangkalan, Selasa mengatakan berdasarkan perkiraan, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi akan berlangsung mulai Desember hingga Juni 2018.

"Kami ingin petani bisa memanfaatkan curah hujan yang diperkirakan tinggi di Bangkalan ini, dengan mengoptimalkan tanaman padi, sehingga produksi padi kita terus meningkat," ujar Ridhwan.

Ia menjelaskan curah hujan tinggi itu berdampak positif dan negatif terhadap budi daya pertanian.

Hujan lebat dengan waktu siklus yang lebih panjang sangat menguntungkan bagi para petani yang membudidayakan komoditas tanaman pangan, terutama tanaman padi sebab ketersediaan air yang cukup.

Hal itu, sambung dia, akan membuat petani dapat menanam padi minimal dua kali bahkan tiga kali dalam setahun. Dengan demikian, akan mampu memproduksi padi dua hingga tiga kali lipat dibanding dengan kondisi cuaca normal.

"Sehingga produktivitas lahan pertanian meningkat karena faktor ketersediaan air yang sangat mencukupi dengan intensitas hujan yang cukup tinggi," paparnya.

Sebaliknya, lanjut Ridhwan, ada dampak negatif dari intensitas curah hujan yang tinggi di antaranya rawan banjir dan membuat lahan-lahan pertanian tergenang.

Kondisi itu akan mengganggu proses pengolahan lahan, penanaman (budi daya) komoditas pada lahan pertanian. Selain itu juga berpotensi mengganggu proses panen dan pascapanen produksi lahan pertanian.

Untuk itu, diharapkan para petani mulai membersihkan lahan pertaniannya masing-masing dan yang tidak kalah penting adalah membersihkan jaringan irigasi.

"Untuk melancarkan aliran air ke lahan pertanian. Lahan pertanian juga dapat terhindar dari banjir atau genangan air yang berlebih," ucapnya.

Dampak negatif yang lain dari intensitas curah hujan yang tinggi yaitu bisa menurunkan produksi dan produktivitas tanaman buah dan sayur.

"Ini bisa dilihat nanti, ketika musim buah rambutan. Paling hanya bertahan dua hingga tiga bulan. Makanya, harus dijaga secara intens dalam musim hujan ini," ujar Ridhwan.

Ridhwan menambahkan para petani harus bisa mencari cara agar produksi pertanian tetap aman dan bisa panen bagus pada kondisi cuaca seperti tahun ini. (*)

Pewarta: Abd. Azis

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017