Bojonegoro (Antara Jatim) - Puluhan Mahasiswa Institute Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur, yang tergabung dalam "Society of Petroleum Engineers" (SPE) mengunjungi Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro, Kamis.
"Kami sangat membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dari para ahli disini," kata Presiden "SPE" ITS Kitto Ario Basara.
Menurut Kitto, kunjungan ini adalah kali pertama bagi SPE ITS sejak dibentuk pada tahun 2011. Dia sangat berterimakasih kepada manajemen ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang telah sangat terbuka dan antusias dalam memfasilitasi para mahasiswa.
"EMCL sangat terbuka dan antusias kepada para mahasiswa yang ingin belajar seperti kami ini," ucapnya.
Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai fakultas ini diterima oleh manajemen EMCL dan diberi penjelasan terkait proses produksi minyak di Lapangan Banyu Urip.
Pada kesempatan itu Wakil Kepala Teknik Tambang Gunawan menjelaskan teknis tentang proses produksi dan sekaligus mengajak berdiskusi sebanyak 50 mahasiswa ITS yang tergabung di dalam "SPE".
"Proses diskusi ini yang membuat kita bertambah wawasan dan pengalaman," ucapnya.
"Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, karena tidak semua dari kita mendapatkan materi seperti ini di kampus," kata seorang mahasiswa Teknik Kelautan ITS Marsa.
Setelah diskusi dan berbagi pengalaman, para peserta diajak berkeliling fasilitas. Mereka diberi kesempatan untuk melihat fasilitas produksi, "water basin", dan infrastruktur pendukung, termasuk area perkantoran.
Juru bicara dan Humas EMCL Rexy Mawardijaya menyampaikan bahwa pihaknya sangat terbuka bagi mahasiswa maupun masyarakat yang ingin mengetahui tentang proyek minyak negara di Lapangan Banyu Urip.
Meski demikian, lanjut dia, aspek-aspek keselamatan dan keamanan sangat diperhatikan. "Kami senantiasa mengutamakan aspek "safety", itulah sebabnya kenapa tidak bisa setiap hari dilakukan kunjungan. Dan setiap kali kunjungan, kami selalu menyampaikan penjelasan tentang keselamatan di Lapangan Banyu Urip," katanya.
Menurut dia, kunjungan seperti ini, EMCL mempunyai kesempatan untuk menyampaikan berbagai informasi tentang kegiatan di Lapangan Banyu Urip.
"Ini bagian dari upaya kita mensosialisasikan industri hulu migas kepada masyarakat," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kami sangat membutuhkan pengetahuan dan pengalaman dari para ahli disini," kata Presiden "SPE" ITS Kitto Ario Basara.
Menurut Kitto, kunjungan ini adalah kali pertama bagi SPE ITS sejak dibentuk pada tahun 2011. Dia sangat berterimakasih kepada manajemen ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang telah sangat terbuka dan antusias dalam memfasilitasi para mahasiswa.
"EMCL sangat terbuka dan antusias kepada para mahasiswa yang ingin belajar seperti kami ini," ucapnya.
Sebanyak 50 mahasiswa dari berbagai fakultas ini diterima oleh manajemen EMCL dan diberi penjelasan terkait proses produksi minyak di Lapangan Banyu Urip.
Pada kesempatan itu Wakil Kepala Teknik Tambang Gunawan menjelaskan teknis tentang proses produksi dan sekaligus mengajak berdiskusi sebanyak 50 mahasiswa ITS yang tergabung di dalam "SPE".
"Proses diskusi ini yang membuat kita bertambah wawasan dan pengalaman," ucapnya.
"Kami ingin memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, karena tidak semua dari kita mendapatkan materi seperti ini di kampus," kata seorang mahasiswa Teknik Kelautan ITS Marsa.
Setelah diskusi dan berbagi pengalaman, para peserta diajak berkeliling fasilitas. Mereka diberi kesempatan untuk melihat fasilitas produksi, "water basin", dan infrastruktur pendukung, termasuk area perkantoran.
Juru bicara dan Humas EMCL Rexy Mawardijaya menyampaikan bahwa pihaknya sangat terbuka bagi mahasiswa maupun masyarakat yang ingin mengetahui tentang proyek minyak negara di Lapangan Banyu Urip.
Meski demikian, lanjut dia, aspek-aspek keselamatan dan keamanan sangat diperhatikan. "Kami senantiasa mengutamakan aspek "safety", itulah sebabnya kenapa tidak bisa setiap hari dilakukan kunjungan. Dan setiap kali kunjungan, kami selalu menyampaikan penjelasan tentang keselamatan di Lapangan Banyu Urip," katanya.
Menurut dia, kunjungan seperti ini, EMCL mempunyai kesempatan untuk menyampaikan berbagai informasi tentang kegiatan di Lapangan Banyu Urip.
"Ini bagian dari upaya kita mensosialisasikan industri hulu migas kepada masyarakat," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017