Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai kenaikan air Bengawan Solo di daerahnya yang memperoleh banjir kiriman dari Ngawi dan sekitarnya sejak sehari lalu.
"Kenaikan air Bengawan Solo dipengaruhi tingginya curah hujan beberapa hari baik lokal maupun dari daerah hulu," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Jumat.
Sesuai data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro terus merangkak naik mencapai 12,75 meter, Jumat pukul 18.00 WIB.
"Perkiraan kami ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro akan masuk siaga I (13,00 meter) akibat pengaruh air dari hulu dan hujan lokal," ucap Andik.
Oleh karena itu, ia meminta tim penanggulangan bencana di kecamatan yang daerahnya dilalui Bengawan Solo juga meningkatkan kewaspadaan karena adanya peningkatan ketinggian air Bengawan Solo.
"Kami minta camat menginformasikan kepada masyarakat di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Ia menambahkan BPBD sudah mempersiapkan relawan termasuk mempersiapkan dapur komunitas untuk mengantisipasi kalau kemungkinan ketinggian air Bengawan Solo terus meningkat dan menimbulkan banjir.
"Kalau memang banjir terjadi kami sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan," ucapnya.
Camat Dander, Bojonegoro Nanik Lus menjelaskan banjir bandang di wilayahnya mengakibatkan rusaknya tanaman padi di Desa Kunci seluas 217 hektare dan di Desa Sumberarum 351 hektare dengan usia rata-rata sepekan.
"Air banjir bandang yang terjadi bercampur lumpur, ya tanaman padinya rusak, sebab baru mulai tanam," kata dia menegaskan.
Dalam kejadian itu, menurut dia, banjir bandang dengan ketinggian sekitar 50 centimeter merendam 1.054 rumah di Desa Kunci dan 2.114 rumah di Desa Sumberarum, selain merendam beberapa rumah ibadah.
Namun, lanjut dia, banjir bandang yang airnya bercampur lumpur disebabkan hujan deras hanya dalam beberapa jam surut.
"Kami meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendatangkan tangki penyemprot air untuk membersihkan lumpur di masjid dan mushala," kata dia menjelaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Kenaikan air Bengawan Solo dipengaruhi tingginya curah hujan beberapa hari baik lokal maupun dari daerah hulu," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Jumat.
Sesuai data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro terus merangkak naik mencapai 12,75 meter, Jumat pukul 18.00 WIB.
"Perkiraan kami ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro akan masuk siaga I (13,00 meter) akibat pengaruh air dari hulu dan hujan lokal," ucap Andik.
Oleh karena itu, ia meminta tim penanggulangan bencana di kecamatan yang daerahnya dilalui Bengawan Solo juga meningkatkan kewaspadaan karena adanya peningkatan ketinggian air Bengawan Solo.
"Kami minta camat menginformasikan kepada masyarakat di bantaran sungai agar meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.
Ia menambahkan BPBD sudah mempersiapkan relawan termasuk mempersiapkan dapur komunitas untuk mengantisipasi kalau kemungkinan ketinggian air Bengawan Solo terus meningkat dan menimbulkan banjir.
"Kalau memang banjir terjadi kami sudah mempersiapkan berbagai kebutuhan," ucapnya.
Camat Dander, Bojonegoro Nanik Lus menjelaskan banjir bandang di wilayahnya mengakibatkan rusaknya tanaman padi di Desa Kunci seluas 217 hektare dan di Desa Sumberarum 351 hektare dengan usia rata-rata sepekan.
"Air banjir bandang yang terjadi bercampur lumpur, ya tanaman padinya rusak, sebab baru mulai tanam," kata dia menegaskan.
Dalam kejadian itu, menurut dia, banjir bandang dengan ketinggian sekitar 50 centimeter merendam 1.054 rumah di Desa Kunci dan 2.114 rumah di Desa Sumberarum, selain merendam beberapa rumah ibadah.
Namun, lanjut dia, banjir bandang yang airnya bercampur lumpur disebabkan hujan deras hanya dalam beberapa jam surut.
"Kami meminta bantuan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendatangkan tangki penyemprot air untuk membersihkan lumpur di masjid dan mushala," kata dia menjelaskan. (*)
Video Oleh Slamet Agus Sudarmojo
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017