Tulungagung (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat menyosialisasikan tembakau varietas "gagang rejeb sidi" asli daerah tersebut setelah mendapat pengakuan dari Komisi Pelepasan Varietas Kementerian Pertanian.
Acara yang digelar jajaran Dinas Pertanian Tulungagung itu dilakukan dengan mengundang tak kurang dari 100-an petani dan pelaku usaha tembakau dari berbagai daerah setempat .
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Acara yang digelar jajaran Dinas Pertanian Tulungagung itu dilakukan dengan mengundang tak kurang dari 100-an petani dan pelaku usaha tembakau dari berbagai daerah setempat .
Selain itu, hadir pula Bupati dan Wakil Bupati Tulungagung, Syahri Mulyo-Maryoto Bhirowo, di lapangan Desa Wates, Kecamatan Campurdarat.
"Varietas ini ditetapkan sebagai produk unggulan, setelah dilakukan penelitian oleh Badan Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balittas-Balitbangtan) di Malang," kata Bupati Syahri Mulyo.
Syahri mengatakan, sosialiasi sengaja dilakukan untuk lebih memperkenalkan keunggulan varietas tembakau gagang rejeb sidi kepada petani maupun pelaku usaha tembakau lokal.
Ia berharap pengembangan produk tembakau lokal secara masif akan membuat nilai ekonomi produk tembakau gagang rejeb sidi yang telah diakui pemerintah itu akan terus terdongkrak.
"Dengan sudah keluarnya sertifikasi atau pengakuan akan varietas baru asli Tulungagung ini, petani dan pelaku usaha tembakau Tulungagung tentu tidak perlu lagi 'menumpang' produk tembakau luar daerah seperti Jombang yang selama ini kerap dilakukan. Kita sudah memiliki ikon produk tembakau asli yang diakui keunggulannya, baik oleh kalangan pengusaha rokok maupun pedagang dan pasar tembakau," ujar Syahri.
Dijelaskan Syahri maupun Kepala Dinas Pertanian Tulungagung Suprapti, tembakau varietas gagang rejeb sidi memiliki ejumlah keunggulan yang tidak dimiliki sembarang varietas tembakau lain.
Salah satunya, tanaman tembakau gagang rejeb sidi mampu menghasilkan panen rata-rata sembilan kuintal per hektare, atau saat kondisi cuaca dan penanganan yang baik bisa mencapai 1,2 ton per hektarenya.
"Kami sudah melakukan penelitian selama beberapa bulan di beberapa lokasi, rata-rata minimalnya produksi gagang rejeb sidi mencapai sembilan kuintal per hektare," kata peneliti Balittas Malang Sujadi.
Ada beberapa keunggulan lain yang membuat tembakau gagang rejeb sidi lolos sertifikasi Kementerian Pertanian, yakni ketahanannya terhadap aneka penyakit, kadar nikotin yang tinggi (4,04 persen), mutu yang tinggi, serta penerimaan pasar terhadap produk tembakau olahan gagang rejeb sidi ini.
"Daun gagang rejeb sidi sangat cocok untuk olahan tembakau rajangan hitam maupun industri rokok kretek," ujarnya.
Dengan ditetapkannya varietas tembakau lokal unggulan ini, Pemkab Tulungagung berharap hasil panen dan penjualan petani bisa terus meningkat.
Selain itu, pemerintah daerah setempat juga berkomitmen untuk membantu petani tembakau, mulai dari masalah pupuk hingga peningkatan hasil panen.
Pemkab Tulungagung sendiri dalam setahun rata-rata menerima bagi hasil cukai tembakau hingga Rp14 miliar lebih.
Di Tulungagung sentra pertanian tembakau tersebar di enam kecamatan yang berada di wilayah dataran, Kota Tulungagung ke selatan.
Produk pertanian tembakau setempat sudah berlangsung puluhan tahun dan selama ini kerap menjadi pemasok kebutuhan tembakau di sejumlah pabrik rokok nasional. (*)
"Varietas ini ditetapkan sebagai produk unggulan, setelah dilakukan penelitian oleh Badan Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balittas-Balitbangtan) di Malang," kata Bupati Syahri Mulyo.
Syahri mengatakan, sosialiasi sengaja dilakukan untuk lebih memperkenalkan keunggulan varietas tembakau gagang rejeb sidi kepada petani maupun pelaku usaha tembakau lokal.
Ia berharap pengembangan produk tembakau lokal secara masif akan membuat nilai ekonomi produk tembakau gagang rejeb sidi yang telah diakui pemerintah itu akan terus terdongkrak.
"Dengan sudah keluarnya sertifikasi atau pengakuan akan varietas baru asli Tulungagung ini, petani dan pelaku usaha tembakau Tulungagung tentu tidak perlu lagi 'menumpang' produk tembakau luar daerah seperti Jombang yang selama ini kerap dilakukan. Kita sudah memiliki ikon produk tembakau asli yang diakui keunggulannya, baik oleh kalangan pengusaha rokok maupun pedagang dan pasar tembakau," ujar Syahri.
Dijelaskan Syahri maupun Kepala Dinas Pertanian Tulungagung Suprapti, tembakau varietas gagang rejeb sidi memiliki ejumlah keunggulan yang tidak dimiliki sembarang varietas tembakau lain.
Salah satunya, tanaman tembakau gagang rejeb sidi mampu menghasilkan panen rata-rata sembilan kuintal per hektare, atau saat kondisi cuaca dan penanganan yang baik bisa mencapai 1,2 ton per hektarenya.
"Kami sudah melakukan penelitian selama beberapa bulan di beberapa lokasi, rata-rata minimalnya produksi gagang rejeb sidi mencapai sembilan kuintal per hektare," kata peneliti Balittas Malang Sujadi.
Ada beberapa keunggulan lain yang membuat tembakau gagang rejeb sidi lolos sertifikasi Kementerian Pertanian, yakni ketahanannya terhadap aneka penyakit, kadar nikotin yang tinggi (4,04 persen), mutu yang tinggi, serta penerimaan pasar terhadap produk tembakau olahan gagang rejeb sidi ini.
"Daun gagang rejeb sidi sangat cocok untuk olahan tembakau rajangan hitam maupun industri rokok kretek," ujarnya.
Dengan ditetapkannya varietas tembakau lokal unggulan ini, Pemkab Tulungagung berharap hasil panen dan penjualan petani bisa terus meningkat.
Selain itu, pemerintah daerah setempat juga berkomitmen untuk membantu petani tembakau, mulai dari masalah pupuk hingga peningkatan hasil panen.
Pemkab Tulungagung sendiri dalam setahun rata-rata menerima bagi hasil cukai tembakau hingga Rp14 miliar lebih.
Di Tulungagung sentra pertanian tembakau tersebar di enam kecamatan yang berada di wilayah dataran, Kota Tulungagung ke selatan.
Produk pertanian tembakau setempat sudah berlangsung puluhan tahun dan selama ini kerap menjadi pemasok kebutuhan tembakau di sejumlah pabrik rokok nasional. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017