Jember (Antara Jatim) - Ketua Umum Dewan Pembina DPP Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) HM Arum Sabil mengatakan sinergi perbankan dan produsen pupuk dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan petani tebu yang dilakukan di Kabupaten Jember akan menjadi percontohan nasional.

"Alhamdulillah Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno menyambut baik sinergi BUMN dengan petani untuk pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diawali di Jember, sehingga nantinya pola tersebut akan diterapkan di seluruh Indonesia," kata HM Arum Sabil di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis.

Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan kunjungan kerja dalam rangka pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu dengan tema "Sinergi BUMN Untuk Mewujudkan Swasembada Gula yang Berdaya Saing" di Kabupaten Jember, Rabu (15/11).

"Dengan melakukan sinergi BUMN dengan petani diharapkan para petani tebu yang memiliki luas lahan lebih dari 2 hektare tidak lagi kesulitan mendapatkan modal karena terdapat kredit komersial tanpa jaminan dengan sistem avalis dan pupuk nonsubsidi mudah didapatkan dengan dibentuk distributor pupuk nonsubsidi di Jatim," tuturnya.

Ia menjelaskan persoalan pupuk dan modal usaha petani tebu yang tidak tepat waktu dan jumlahnya dapat berdampak pada penurunan produktivitas tanaman tebu secara drastis, sehingga hal tersebut dapat mengancam terwujudnya swasembada gula secara nasional.

"Kami targetkan produktivitas tanaman tebu yang ditanam perdana oleh Ibu Rini di depan Bandara Notohadinegoro itu bisa mencapai 150 ton per hektare, sehingga tahun depan produksi gula di Indonesia bisa meningkat," katanya.

Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno mengapresiasi pencanangan peningkatan produktivitas tanaman tebu yang diinisiasi petani dengan pihak perbankan dan produsen pupuk dibawah naungan BUMN di Kabupaten Jember.

"Di sini malah sudah dimulai adanya kredit komersial untuk petani tebu dan sudah ditunjuk distributor baru untuk penyaluran pupuk nonsubsidi, sehingga sinergi tersebut akan diterapkan dan menjadi percontohan bagi daerah lain untuk meningkatkan produktivitas tanaman tebu," tuturnya.

Pemerintah juga telah menetapkan tahun 2019 sebagai tahun swasembada gula konsumsi dimana produksi gula kristal putih (GKP) atau gula konsumsi lokal ditargetkan sebesar 3,3 juta ton pada 2019 atau naik jika dibandingkan target  2018 sebesar 2,8 juta ton dan prognosa tahun 2017 sebesar 2,5 juta ton.

Untuk mendorong tercapainya swasembada gula konsumsi, pemerintah terus mendorong peningkatan produktivitas tebu yang dapat dilakukan dengan berbagai upaya antara lain pemantapan areal, rehabilitasi tanaman, penyediaan agro input berupa pupuk dan benih unggul, penyediaan sarana dan prasarana, peningkatan produktivitas lahan melalui penerapan standar teknis budi daya dan manajemen Tebang Muat dan Angkut (TMA), antisipasi perubahan iklim dan penetapan harga.

"Kami mendorong semua pihak dibawah naungan BUMN untuk bersinergi dengan petani, agar produktivitas tanaman tebu meningkat dan pabrik gula dibawah naungan BUMN harus mau menjadi penjamin dari petani tebu karena tebunya akan dibeli oleh pabrik gula tersebut," ujarnya.

Lahan perkebunan tebu di Jawa Timur saat ini tercatat seluas 203.566 ha yang terdiri dari perkebunan tebu rakyat 184.211 ha, perkebunan negara 18.950 ha dan perkebunan swasta 656 ha. Perkebunan tebu di Jawa Timur merupakan yang terluas di Indonesia atau tercatat sebesar 44 persen dari total perkebunan tebu nasional.

"Saya sudah beberapa kali berkunjung ke Jatim khusus untuk mengikuti perkembangan tebu rakyat agar tetap tumbuh kembang demi mendukung swasembada gula nasional. Dengan penggunaan teknologi yang tepat guna dan mekanisasi untuk menyongsong tahun 2018, saya harapkan dapat membangkitkan semangat petani Jatim dengan peningkatan target produksi menjadi rata-rata diatas 100 ton/ha dan rendemen diatas 8 persen," katanya, berharap.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017