Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Kristen Petra (UKP) Surabaya mengenalkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) kepada pelajar di Surabaya melalui media film pendek dalam kegiatan bertajuk "Science Film Festival" (SFF 2017) di kampus tersebut.
Kegiatan SSF 2017 yang dilangsungkan selama tiga hari mulai 8-10 November itu diadakan Perpustakaan UKP bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman (Goethe-Institute).
Kepala Perpustakaan UKP Dian Wulandari Rabu mengatakan dalam kegiatan yang mengusung tema "Anthropocene" itu dibahas perilaku manusia yang menyebabkan perubahan geologis. Perubahan perilaku ini menjadi dasar ilmuwan dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan segala perubahan yang disebabkan oleh manusia yang mengarah ke zaman geologi baru yaitu Anthropocene.
"Nantinya akan ada enam film diputarkan di kampus yang dihadiri siswa-siswi kelas IV-VI SD, SMP dan SMA. Diharapkan melalui topik-topik seperti urbanisasi, mobilitas, alam, pangan dan interaksi manusia dengan mesin, SFF 2017 bisa menjelajahi kehidupan manusia di masa lalu, masa kini dan masa depan," kata dia.
Dikatakannya, pemutaran film itu akan dihadiri 30 siswa dari SMA Kristen Gloria 2-Surabaya, 100 siswa dari SMKN 12 Surabaya dan 80 siswa SMKN 3 Surabaya. Mereka melihat dua film pendek Checker Can tentang mengenal transportasi dan mengenal iklim.
"Nanti juga ada eksperimen aksial menggunakan kaleng dan sapu yang berkaitan dengan film iklim. Siswa akan eksperimen didampingi relawan Goethe-Institute," tuturnya.
Pemandu eksperimen dalam SFF Sri Siti Khodijah Lestari menjelaskan, kaleng aksial ini merupakan praktik memiringkan kaleng yang berisi air. Kemudian memutar kaleng dalam kondisi miring itu dengan sentuhan halus. Eksperimen ini menjelaskan pusat grafitasi yang dipengaruhi massa kaleng. Grafitasi inilah yang menyebabkan titik seimbang dari massa isi kaleng.
"Sifat air itu menenuhi ruang, jadi walaupun botolnya dimiringkan maka apermukaan air tetap rata. Ini membantu keseimbangan juga," kata relawan dari Goethe-Institute ini.
Ia menambahkan melalui praktik ini bisa mengenalkan banyak ilmu alam yang menjadi dasar dari eksperimen tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
Kegiatan SSF 2017 yang dilangsungkan selama tiga hari mulai 8-10 November itu diadakan Perpustakaan UKP bekerja sama dengan Pusat Kebudayaan Jerman (Goethe-Institute).
Kepala Perpustakaan UKP Dian Wulandari Rabu mengatakan dalam kegiatan yang mengusung tema "Anthropocene" itu dibahas perilaku manusia yang menyebabkan perubahan geologis. Perubahan perilaku ini menjadi dasar ilmuwan dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan segala perubahan yang disebabkan oleh manusia yang mengarah ke zaman geologi baru yaitu Anthropocene.
"Nantinya akan ada enam film diputarkan di kampus yang dihadiri siswa-siswi kelas IV-VI SD, SMP dan SMA. Diharapkan melalui topik-topik seperti urbanisasi, mobilitas, alam, pangan dan interaksi manusia dengan mesin, SFF 2017 bisa menjelajahi kehidupan manusia di masa lalu, masa kini dan masa depan," kata dia.
Dikatakannya, pemutaran film itu akan dihadiri 30 siswa dari SMA Kristen Gloria 2-Surabaya, 100 siswa dari SMKN 12 Surabaya dan 80 siswa SMKN 3 Surabaya. Mereka melihat dua film pendek Checker Can tentang mengenal transportasi dan mengenal iklim.
"Nanti juga ada eksperimen aksial menggunakan kaleng dan sapu yang berkaitan dengan film iklim. Siswa akan eksperimen didampingi relawan Goethe-Institute," tuturnya.
Pemandu eksperimen dalam SFF Sri Siti Khodijah Lestari menjelaskan, kaleng aksial ini merupakan praktik memiringkan kaleng yang berisi air. Kemudian memutar kaleng dalam kondisi miring itu dengan sentuhan halus. Eksperimen ini menjelaskan pusat grafitasi yang dipengaruhi massa kaleng. Grafitasi inilah yang menyebabkan titik seimbang dari massa isi kaleng.
"Sifat air itu menenuhi ruang, jadi walaupun botolnya dimiringkan maka apermukaan air tetap rata. Ini membantu keseimbangan juga," kata relawan dari Goethe-Institute ini.
Ia menambahkan melalui praktik ini bisa mengenalkan banyak ilmu alam yang menjadi dasar dari eksperimen tersebut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017