Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur, mentargetkan tanaman padi yang ikut asuransi usaha tanam padi (AUTP) PT Jasa Asuransi Indonesia/Jasindo (Persero) seluas 11.680 hektare sebagai usaha mengamankan petani dari kerugian bencana banjir.
"Tanaman padi seluas 11.800 hektare pada musim hujan itu hampir semuanya lokasinya di daerah genangan banjir baik luapan Bengawan Solo maupun banjir bandang," kata Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, luas tanaman padi yang masuk target program AUTP seluas 11.800 hektare itu lebih luas dibandingkan tahun lalu.
"Tapi saya tidak hapal tanaman padi yang masuk program AUTP tahun lalu," ujarnya.
Ia menyebutkan lokasi tanaman padi yang masuk program AUTP yaitu di Kecamatan Kapas 475 hektare, Dander 60 hektare dan Balen 65 hektare. Tanaman padi di daerah setempat masuk program AUTP, karena sawah di daerah setempat tahun ini memperoleh bantuan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu, juga di sejumlah kecamatan dengan luas 2.300 hektare karena petani memperoleh bantuan benih tanaman padi 10 kilogram per hektare.
Sampai hari ini, lanjut dia, petani yang ikut AUTP baru seluas 3.065 hektare antara lain, di Kecamatan Kanor, Baureno, Kota, juga kecamatan lainnya."Masih banyak petani yang sulit ikut program AUTP, karena memang belum tahu," kata dia menjelaskan.
Padahal, menurut dia, petani yang ikut program AUTP dengan hanya membayar sebesar Rp36.000 per hektare bisa memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektere, apabila tanaman padinya terkena musibah banjir.
Sesuai persyaratan, lanjut dia, petani yang bisa ikut program AUTP yaitu maksimal sudah menanam tanaman padi dengan usia sebulan.
"Kalau tanaman padi sudah lebih dari sebulan tidak bisa ikut AUTP," ucapnya menambahkan.
Yang jelas, menurut dia, adanya program AUTP akan mengamankan para petani yang menanam tanaman padi di musim banjir apabila sewaktu-waktu gagal panen diterjang banjir.
Seorang petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi menjelaskan para petani di desanya juga sejumlah desa di Kecamatan Baureno, sudah mulai menanam padi, bahkan sudah melakukan pemupukan yang pertama pekan lalu.
"Hampir semua sawah di desa kami masuk daerah genangan banjir Bengawan Solo," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017
"Tanaman padi seluas 11.800 hektare pada musim hujan itu hampir semuanya lokasinya di daerah genangan banjir baik luapan Bengawan Solo maupun banjir bandang," kata Kabid Produksi Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Bojonegoro Zaenal Fanani, di Bojonegoro, Rabu.
Menurut dia, luas tanaman padi yang masuk target program AUTP seluas 11.800 hektare itu lebih luas dibandingkan tahun lalu.
"Tapi saya tidak hapal tanaman padi yang masuk program AUTP tahun lalu," ujarnya.
Ia menyebutkan lokasi tanaman padi yang masuk program AUTP yaitu di Kecamatan Kapas 475 hektare, Dander 60 hektare dan Balen 65 hektare. Tanaman padi di daerah setempat masuk program AUTP, karena sawah di daerah setempat tahun ini memperoleh bantuan pembangunan jaringan irigasi.
Selain itu, juga di sejumlah kecamatan dengan luas 2.300 hektare karena petani memperoleh bantuan benih tanaman padi 10 kilogram per hektare.
Sampai hari ini, lanjut dia, petani yang ikut AUTP baru seluas 3.065 hektare antara lain, di Kecamatan Kanor, Baureno, Kota, juga kecamatan lainnya."Masih banyak petani yang sulit ikut program AUTP, karena memang belum tahu," kata dia menjelaskan.
Padahal, menurut dia, petani yang ikut program AUTP dengan hanya membayar sebesar Rp36.000 per hektare bisa memperoleh klaim asuransi sebesar Rp6 juta per hektere, apabila tanaman padinya terkena musibah banjir.
Sesuai persyaratan, lanjut dia, petani yang bisa ikut program AUTP yaitu maksimal sudah menanam tanaman padi dengan usia sebulan.
"Kalau tanaman padi sudah lebih dari sebulan tidak bisa ikut AUTP," ucapnya menambahkan.
Yang jelas, menurut dia, adanya program AUTP akan mengamankan para petani yang menanam tanaman padi di musim banjir apabila sewaktu-waktu gagal panen diterjang banjir.
Seorang petani Desa Temu, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Hadi menjelaskan para petani di desanya juga sejumlah desa di Kecamatan Baureno, sudah mulai menanam padi, bahkan sudah melakukan pemupukan yang pertama pekan lalu.
"Hampir semua sawah di desa kami masuk daerah genangan banjir Bengawan Solo," tambahnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017