Surabaya (Antara Jatim) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Surabaya Rungkut menyasar pekerja di Pasar Bratang, Surabaya, Jawa Timur, untuk menjadi peserta bukan penerima upah (BPU) melalui kegiatan gerebek pasar 2017.
Pejabat Pengganti Sementara Kepala BPJS Ketenagakerjaan Cabang Surabaya Rungkut Arimeita Wahyu Adi, Sabtu mengatakan, pihaknya membidik pekerja bukan penerima upah yang ada di Pasar Bratang ini supaya mereka terlindungi saat melaksanakan pekerjaan sehari-hari.
"Kegiatan ini merupakan lanjutan dari strategi BPJS Kenagakerjaan Cabang Surabaya Rungkut untuk mensosialisasikan dan mengedukasi program yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan kepada para pedagang" katanya di sela kegiatan gerebek pasar.
Ia mengemukakan, para pedagang cukup membayar sebesar Rp16.800 per bulan, sudah mendapatkan dua jaminan, yakni jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian.
"Dengan menambah pembayaran sebesar Rp20.000, peserta sudah mendapatkan tambahan satu program perlindugan lagi yakni jaminan hari tua (JHT)," katanya.
Iya mengemukakan, untuk Pasar Bratang ini sendiri pihaknya mentargetkan ada pendaftaran peserta baru sebanyak 200 orang dari potensi pasar yang ada di pasar berapa ini sebanyak 1300 orang pedagang.
"Kami akan terus mengedukasi kepada para peserta khususnya para pedagang yang ada di pasar Bratang ini supaya mereka turut serta menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
Ia mengatakan, saat ini jumlah peserta BPU BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Rungkut sudah mencapai 5.017 peserta dan peserta PU sudah mencapai 32.980 peserta.
"Sampai dengan 31 Oktober 2017, klaim yang diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Surabaya Rungkut sudah sekitar Rp173 miliar," katanya.
Menurutnya, saat ini masyarakat masih bingung untuk membedakan antara BPJS Ketenagakerjaan dengan BPJS Kesehatan dan untuk itulah pihaknya hadir di tempat ini untuk membantu masyarakat memberikan pemahaman tentang apa itu BPJS Ketenagakerjaan.
"Peserta bukan penerima upah itu sendiri di antaranya adalah pedagang, tukang, becak, sopir angkot yang semuanya berpotensi untuk terjadi kecelakaan kerja saat melaksanakan kegiatan sehari-hari," katanya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017