Probolinggo (Antara Jatim) - Kota Probolinggo luncurkan program Sistem  Informasi Kesehatan Ibu dan Anak Probolinggo yang Cermat, Andal, Teliti, Inovatif dan Berkualitas (Siskia Probolinggo Cantik)  untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di wilayah setempat.

"Pemerintah selalu dituntut untuk melindungi masyarakatnya, sehingga hal itulah salah satu alasan kami harus selalu berinovasi dalam memberikan pelayanan," kata Wali Kota Probolinggo Rukmini dalam peluncuran "Siskia Probolinggo Cantik" di Gedung Puri Manggala Bhakti Kantor Pemkot Probolinggo, Jawa Timur, Kamis.

Siskia Probolinggo Cantik merupakan terobosan terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Probolinggo yakni aplikasi berbasis website yang menyediakan data tentang ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi dan balita yang dilayani oleh puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit pemerintah dan swasta, rumah sakit ibu dan anak (RSIA), dan klinik.

"Aplikasi itu merupakan langkah nyata untuk menekan AKI dan AKB karena bisa memantau keselamatan ibu hamil, sehingga dengan aplikasi itu, mungkin kami bisa meminimalisir keadaan yang membahayakan ibu hamil dengan risiko tinggi dan jangan sampai menambah lagi jumlah AKI di Kota Probolinggo," katanya.

Rukmini berharap semua petugas pemeriksa ibu hamil wajib memasukkan data ibu hamil yang diperiksa ke dalam aplikasi tersebut, sehingga data yang ditampilkan akurat sesuai dengan kondisi di lapangan. 

"Mudah-mudahan dengan adanya aplikasi itu, maka tujuan untuk memperoleh data yang valid tentang jumlah dan kondisi ibu, kemudian penurunan kematian ibu dan bayi dapat terwujud," tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Probolinggo Ninik Ira Wibawati mengatakan AKI pada tahun 2016 di Kota Probolinggo sebanyak enam orang dari 3.679 kelahiran hidup, sedangkan Januari hingga Oktober 2017 telah tercatat sebanyak empat orang ibu melahirkan yang meninggal dunia.

"Untuk AKB sebanyak 98 orang dari 3.679 kelahiran hidup dengan penyebab kematian terbesar adalah berat badan lahir rendah (BBLR) dan asfiksia (kurangnya oksigen dalam tubuh), sedangkan penyebab terbesar untuk AKI yakni pendarahan dan eklampsia," katanya.

Dengan aplikasi Siskia Probolinggo Cantik, lanjut dia, para petugas diharapkan dapat berkonsultasi dengan dokter, terutama dalam menangani ibu hamil dengan risiko tinggi melalui website atau telepon. 

"Sementara para pemangku kebijakan kesehatan dapat mengambil langkah yang diperlukan karena setiap saat dapat melihat data ibu hamil di Kota Probolinggo, sehingga diharapkan AKI dan AKB di kota setempat semakin menurun," ujarnya, menambahkan.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2017